WARTASATU.CO , GARUT – Pada beberapa naskah Kuno, yang di temukan di Situs Ciburuy Gunung Cikuray Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut.
Gunung Cikuray dikenal dengan nama Gunung Larang Srimanganti, sebutan ini menunjukan bahwa kawasan ini memiliki fungsi larangan, atau dalam kebijakan pemerintahan sekarang, kurang lebih sama dengan kawasan konservasi.
Saat ini gunung Cikuray memiliki status Hutan Lindung dengan pemanfaatan yang terbatas. Namun berdasar pada sejarah, kondisi eksisting dan tingkat strategis perlindungan sumber daya alam, serta keanekaragaman hayati.
Dari hal tersebut, maka penting dilakukan perubahan perlindungan kawasan dari hutan lindung menjadi Taman Nasional, demikian disampaikan Bah Fachrul selaku pemerhati kebijakan dan pegiat lingkungan.
Sebagai upaya penyelamatan sumber daya alam Gunung Cikuray yang mengalami kerusakan sangat serius. Dari awal tahun 2020 berbagai organisasi/lembaga dan perseorangan berkumpul dan berembug, membentuk suatu wadah yaitu “Konsorsium Penyelamatan Cikuray” dengan menghasilkan gagasan peningkatan status perlindungan kawasan Gunung Cikuray, dari hutan lindung menjadi taman nasional.
Gagasan taman nasional Gunung Cikuray dihasilkan dari proses diskusi dan konsultasi kepada berbagai pihak, tokoh masyarakat sekitar hutan, para penggiat lingkungan dan para ahli yang konsen pada issue-isue lingkungan, dengan mempertimbangkan kriteria sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Dari sana didapat kesimpulan sementara, bahwa gunung Cikuray memenuhi prasyarat untuk dijadikan taman nasional, dilihat dari luas kawasan, keanekaragaman hayati dan keunikan/keindahan alam yang mumpuni, papar Bah Fachrul.
Perubahan status kawasan gunung Cikuray menjadi Taman Nasional tentu akan memberi manfaat secara ekonomi, ekologi, dan estetika, serta akan bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
Karena, akan sangat mungkin untuk dijadikan tempat penelitian, pendidikan dan pelatihan, sesuai dengan sejarah budaya yang berkembang sejak dahulu dengan adanya situs kabuyutan Ciburuy yang menjadi tempat keilmuan, terang Bah Fachrul.
Ajuan perubahan menjadi taman nasional menjadi salah satu gagasan dalam rangka ikut terlibat mewujudkan misi Kabupaten Garut, terutama dalam meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal dan industri pertanian, serta pariwisata yang berdaya saing, disertai pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, kata Bah Fachrul.
Seperti yang kita ketahui, di daerah sekitar kawasan gunung Cikuray dipenuhi dengan areal pertanian, perkebunan dan pariwisata yang menarik. Dengan adanya taman nasional, tentu akan menjadikan terintegrasinya pengelolaan dan pengembangan antar sektor tersebut.
Selain itu penambahan nilai jual kepariwisataan akan sangat meningkat, terlebih sejak awal, Garut dikenal dengan kabupaten yang menarik untuk dikunjungi baik oleh wisatawan domestik maupun internasional, ungkap Bah Fachrul.
Gagasan perubahan kawasan gunung Cikuray menjadi taman nasional tentu sebuah upaya dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, pembangunan berkelanjutan serta peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Garut, yang sesuai dengan peruntukan wilayah dalam perda tata ruang Jawa Barat, sebagai daerah penyangga atau hinterland sehingga diamanahkan memiliki kawasan perlindungan yang luas.
Selain dalam rangka mendukung kebijakan pembangunan pemerintahan kabupaten dan provinsi Jawa Barat, gagasan mengenai taman nasional gunung Cikuray juga bentuk dukungan terhadap kebijakan dan program pembangunan berkelanjutan pemerintah Republik Indonesia, serta ikut mensukseskan pencapaian agenda millennium development goals, terkait kelestarian lingkungan hidup dan kemiskinan, jelas Fachrul.
Menindaklanjuti keseriusan gagasan menjadikan Gunung Cikuray menjadi Taman Nasional, hari ini Bah Fachrul memberikan dokumen permohonan terkait peningkatan status Gunung Cikuray ke Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang ditujukan langsung ke Ibu Menteri Siti Nurbaya.
“Hari ini senin 5 oktober 2020, saya memberikan dokumen permohonan terkait Peningkatan status Gunung Cikuray yang awalnya berstatus hutan lindung supaya statusnya menjadi Taman nasional,” kata Bah Fachrul.
“Dokumen tersebut ditujukan langsung kepada Ibu Menteri Lingkuhan Hidup dan Kehutanan, serta tembusan kepada Komisi IV DPR RI yang membidanginya,” imbuhnya.
Dengan penyerahan dokumen permohonan tersebut, Bah Fahru berharap, agar Menteri dapat segera memperhatikan perihal yang disampaikan dalam dokumen permohonan.
Selain kepada Menteri, Bah Fachrul juga meminta para anggota DPR RI yang membidangi lingkungan dan Kehutanan, dapat mendorong upaya masyarakat yang telah dimohonkan kepada Menteri.
“Saya berharap, Ibu Menteri dan para anggota DPR RI dapat segera menindaklanjuti permohonan kami,” pungkas Bah Fachrul. (Ra)