WARTASATU.CO , GARUT – Miris, tenaga kesehatan di kabupaten Garut diketahui sudah hampir beberapa bulan lebih belum menerima insentif. Kabar ini didapatkan Tatang Sumirat anggota Komisi IV DPRD Garut dari masyarakat yang menjalani profesi tenaga kesehatan.
Dikatakan legislator DPRD asal Fraksi Gerindra, padahal, tenaga kesehatan setiap harinya berjibaku merawat pasien covid-19. Tidak sedikit dari mereka yang juga malah ikut terpapar Covid-19, bahkan hingga menghembuskan nafas terakhirnya, Kamis (15/07/2021).
“Saya sebagai anggota DPRD meminta secara tegas kepada Kepala Dinas Kesehatan dan kepala Badan Keuangan Pemkab Garut agar segera merealisasikan honor tenaga kesehatan (nakes) yang sudah tertunda begitu lama.
Lanjut anggota DPRD Garut, sekarang ini sudah menginjak bulan Juli 2021, sudah menjadi kewajiban Pemerintah Daerah untuk mengalokasikan dana insentif tersebut.
Insentif tersebut adalah salah satu hak mereka (nakes), dan menjadikannya motivasi untuk para tenaga kesehatan agar lebih semangat.
Sehingga, imbuh Tatang Sumirat, tenaga kesehatan lebih menjaga diri dan terlindungi baik oleh peralatannya atau APD yang digunakanya serta asupan gizi, vitamin serta semangat atau motivasi.
“Peningakatan imun manusia kan lahir dari makanan dan asupan gizi, apalagi tenaga kesehatan yang ada disetiap puskesmas. Kalau insentifnya terbengkalai, bagiamana bisa menjaga dirinya yang harus memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat. Apalagi saat ini wabah covid 19 yang semakin tidak terkendali,” terang Tatang Sumirat.
“Karena untuk saat ini kita dibatasi dengan adanya PPKM darurat, namun setelah selesai PPKM darurat berakhir, kami akan memanggil dinas kesehatan dan pihak-pihak terkait atas persoalan ini,” tegas anggota DPRD Garut asal partai Gerindra.
Sementara itu, dr. Leli Yuliani selaku sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut saat dimintai klarifikasi atas adanya insentif tenaga kesehatan yang belum dibayarkan, sampai berita ini dilansir belum memberikan klarifikasinya. (Ridwan)