29.4 C
Garut
Kamis, Oktober 31, 2024

Pasien Covid-19 Minta Masker Ke Perawat RS Tak Dikasih, Sekdis : Nanti Kita Buatkan SOP Pembagian Masker

Jangan Lewatkan

WARTASATU.CO , GARUT – Sejumlah penanganan pasien yang terindikasi positif hasil pemeriksaan swab test mendapatkan perhatian dan perbincangan ditengah masyarakat, khususnya di Kabupaten Garut. Bahkan, penanganan Covid-19 sempat mendapatkan kritik dari beberapa orang anggota legislatif.

SOP Pembagian Masker Pada Pasien di RS 

Diantara yang menjadi perbincangan publik saat ini, yakni ditemukannya video berdurasi 47 detik.

Dalam tayangan tersebut seorang pasien yang sedang dalam perawatan di rumah sakit umum (RSU) Medina meminta masker kepada perawat yang sedang mengantarkan layanan makan bagi pasien.

Namun perawat tersebut menyebutkan, jika masker yang di minta tidak ada. Serta meminta pasien untuk mencoba meminta masker di group.

Menanggapi adanya peristiwa tersebut, dalam keterangan daring kepada media ini, dr. Leli Yuliani selaku Sekretaris Dinas Kesehatan mengatakan, kedepan pihaknya akan membuatkan SOP pembagian masker pada pasien di rumah sakit.

Agar masker yang dikasihkan ke pasiennya tiap pagi sambil ngasih makan, sehingga tidak ada yang terlewat.

“Insya Allah kedepan kita bikin SOP nya, agar masker dikasihkan ke pasiennya tiap pagi sambil ngasih makan, sehingga tidak ada yang terlewat,” ujar dr. Leli Yuliani, Selasa (23/12/2020).

Keterangan : Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Garut.

Lanjut dikatakan Sekretaris Dinas Kesehatan, selama ini oleh petugas, masker diberikan kepada pasien yang tidak membawa masker.

“Makanya nanti SOP nya kita revisi biar ada waktu khusus tiap pagi untuk memberi masker,” katanya.

“Biasanya mereka minta di Group dulu, baru pas antar makan atau jadwal visit dikasih. Kalau langsung minta kayak gitu pasti gak ada, karena perawat gak bawa. Mereka bawa sesuai permintaan di Group,” jelas Sekretaris Dinkes Garut.

Saat disinggung apakah dari anggaran perawatan pasien, masker juga tidak dicantumkan untuk di klaim pembayarannya,  atau masker bukan salah satu yang primer dalam anggaran penanganan pasien Covid. Sekdis menerangkan, masker yang utama di ajukan dalam anggaran penanganan Covid-19.

Revisi Data Pada Hasil Swab Test

Selain persoalan masker di rumah sakit tersebut, Sekretaris Dinkes juga menjelaskan adanya informasi kesalahan pada data hasil swab pasien yang awalnya mengikuti test swab di puskesmas Cempaka, hingga dilakukannya revisi data kependudukan pada hasil test swab tersebut.

Revisi pada data Nomor Induk Kependudukan (NIK) maupun alamat pasien di lembaran hasil swab test yang dilakukan pihak puskesmas Cempaka dilakukan, setelah Puskesmas melakukan klarifikasi ke Rumah Sakit.

“Mengenai revisi data tersebut, pkm merevisi setelah melakukan klarifikasi ke RS, waktu itu ada 2 yang benama Iis dan kedua pasien yang bernama Iis tersebut positif,” ungkap Sekretaris Dinkes.

Keterangan : Ilustrasi gambar pedoman pencegahan dan pengendalian COVID-19.

Kepala Puskesmas Pembangunana Tak Lakukan Swab Test

Adapun informasi terkait tenaga kesehatan di puskesmas yang berlokasi di jalan Pembangunan yang positif Covid-19, namun kepada kepala Puskesmas nya tidak dilakukan swab test.

Sekretaris Dinkes menerangkan, hal tersebut telah sesuai dengan buku panduan pedoman pencegahan dan pengendalian Covid-19 revisi ke lima, bagi tenaga kesehatan.

Dimana dalam panduan tersebut menyatakan, jika tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 tidak memakai masker kontak erat dengan orang lain yang tidak memakai masker. Maka orang tersebut di haruskan test swab.

Namun, jika tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 memakai masker kontak erat dengan orang lain yang memakai masker. Maka orang lain tersebut tidak harus di swab test, itupun jika orang lain tersebut tidak nampak adanya gejala Covid.

Namun, jika nampak atau merasakan adanya gejala Covid-19, maka orang lain tersebut di haruskan melakukan test swab, beber Sekretaris Dinkes Garut.

Masker yang dimaksud dirasa cukup aman dan sesuai standar, apabila masker tersebut terbuat 3 lapis, dengan kata lain masker medis, pungkas dr. Leli Yuliani Sekretaris Dinkes. (RA)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Warta Terkini