28.6 C
Garut
Jumat, Oktober 25, 2024

Terkendala Program Bidikmisi, Mahasiswa Yang Dinaungi YKAI Terpaksa di Cutikan Pihak Kampus

Jangan Lewatkan

WARTASATU.CO , BANDUNG – Sebanyak 172 mahasiswa Universitas Jendral Ahmad Yani (Unjani) yang berkedudukan di jalan terusan Jendral Sudirman Cibeber, Cimahi Jawa Barat, pada tanggal 17 September di cutikan untuk sementara.

Mereka di cutikan bukan karena terpapar COVID-19, tetapi karena tidak mampu membayar uang kuliah tahun perkuliahan 2019 – 2024.

Ke 172 mahasiswa tersebut telah mengikuti perkuliahan selama 2 semester di Fakultas Ilmu Politik, Teknik dan Hubungan internasional.

Namun, mereka terpaksa dicutikan sebelum mereka melunasi tunggakan uang kuliahnya, demikian disampaikan Hana Siti Hasanah ketua YKAI yang memfasilitasi mahasiswa miskin pada program bidik misi, Senin (21/09/2020).

Dikatakan Hana, panggilan ke 172 mahasiswa tersebut bila tidak ada hambatan, seharusnya mereka kuliah dengan biaya dari beasiswa negara. Tetapi, beasiswa tersebut tidak kunjung cair.

Menurut Hana Siti Hasanah ketua Yayasan Kemandirian Anak Indonesia (YKAI) yang memfasilitasi ke 172 mahasiswa tersebut, yayasannya menghadapi kendala sehubungan ada pergantian pejabat di kementerian pendidikan tinggi.

Semula, kata Hana, tahun perkuliahan 2019 – 2024 dirinya sudah mendapat kesepakatan dari pejabat Dirjen pembelajaran dan kemahasiswaan yang pada saat itu dijabat oleh Prof Dr Ismunandar.

“YKAI yang mengajukan 172 calon mahasiswa kurang mampu untuk mendapatkan beasiswa sudah mendapat janji bahwa beasiswa itu akan diproses,” ungkap Hana.

Oleh karena itu ke 172 yang pada waktu itu masih calon mahasiswa diterima kuliah di Unjani, imbuhnya

Namun, dengan adanya pergantian Kabinet pada pemerintahan periode ke-2 Presiden Joko Widodo, para pejabat di Direktorat Jenderal pendidikan tinggi juga berganti. Sehingga, pengajuan beasiswa dari YKAI yang sudah pada tingkat akan diproses jadi terhambat.

“Saya khawatir malah tidak diproses atau harus diulangi lagi pengajuannya kata Hana, yang mengaku mengantongi data lengkap sebagai bukti untuk memperkuat apa yang saat ini dia perjuangkan.

Hana juga menyatakan, bahwa konsep fasilitator beasiswa yang di diajukan YKAI tidak akan melibatkan YKAI pada waktu pencairan dana beasiswa tersebut.

Karena, menurut konsep YKAI, uang perkuliahan langsung d transfer dari kementrian Pendidikan Tinggi ke rekening Universitas Jendral Ahmad Yani (Unjani), atau universitas yang lain yang terkait. Sementara, YKAI tidak berkepantingan dengan dana beasiswa tersebut, beber ketua YKAI.

Sebenarnya, calon-calon mahasiswa kurang mampu tersebut umumnya mengetahui adanya beasiswa bidik misi. Namun, mereka-mereka tidak mampu mengakses program beasiswa tersebut, karena banyak persyaratan yang sulit di penuhi oleh mereka.

Sementara, jika mereka gagal memenuhi persyaratan hak mereka akan hilang, ujar Hasna.

“Konsep untuk memfasilitasi para mahasiswa kurang mampu itu disambut baik oleh LLDikti wilayah 4 dahulu Kopertis wilayah 4, yang telah menyetujui YKAI memfasilitasi 1000 calon mahasiswa di Jabar untuk tahun perkuliahan 2020-2025,” terang Hana.

Saat ini, Yayasan menghadapi kendala, bukan saja terhalang pandemi COVID-19, tetapi juga pergantian pejabat di kementrian Pendidikan Tinggi.

Meskipun persoalan di Unjani ini bukan masalah ringan, tapi tetap YKAI akan memperjuangkan anak-anak atau mahasiswa-mahasiswa untuk mendapatkan beasiswa yang telah menjadi hak mereka, paparnya.

Hana juga membenarkan dan menyetujui kebijakan pihak Unjani mencutikan 172 mahasiswa yang bersangkutan. Namun, ia tetap mengharap Unjani mau menunggu hasil perjuangan yayasan nya yang sekarang sedang melakukan upaya.

Hana juga mengharap pelaksanaan Program Bidikmisi lebih transparan, serta tepat sasaran dan dilakukan perubahan dalam kebijakan penyaluran beasiswa program Bidikmisi.

Hal itu perlu dilakukan, agar janji pemerintah Presiden Jokowi untuk untuk memperbaiki sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas, dapat juga dinikmati oleh anak-anak kurang mampu.

Hana mengaku telah berupaya bertemu dengan pihak rektorat Unjani dan mengirimkan surat ke pihak rektorat. Namun, hingga saat ini pihak rektorat belum merespon pihaknya selaku ketua YKAI.

Di informasikan Hana, YKAI sudah sering melakukan kegiatan memfasilitasi masyarakat yang tidak mampu, untuk mendapatkan beasiswa. Bahkan, dimulai dari tahun 2011 sebelum Program KIP di luncurkan Oleh Presiden Jokowi.

Pada saat itu banyak anak anak didik SD, SMP, SMA dan yang setara putus sekolah karena ketidak mampuan orang tuanya secara Ekonomi, pungkas Hana Siti Hasanah ketua YKAI. (Ra)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Warta Terkini