WARTASATU.CO , PANDEGLANG – Kompolnas melakukan kunjungan kerja ke Polres Pandeglang, Banten dipimpin oleh H.Mohammad Dawam, SHI MH selaku Anggota Kompolnas dari Tokoh Masyarakat bersama tim pendamping Kompol Mardonna Lamtio, S.Pd.,MM., dan Yosef Gaspar M da Costa, SH, dan diterima langsung Kapolres, AKBP Benly Warlansyah, SIK bersama PJU di Mapolres Pandeglang, Selasa (12/12/2023)..
Kunjungan Kerja dalam rangka Pengumpulan Data (SDM, Sarpras dan Anggaran 2023) serta dalam rangka Pemantauan Kesiapan Pola Pengamanan Polri pada Obyek Wisata Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) sebagai Geopark Nasional. Tim Kompolnas mendapatkan paparan persiapan pengamanan secara komprehensif oleh Kapolres dan dari pihak TNUK yang dipaparkan langsung oleh Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Ardi Andono, S.T.P., M.Sc.
Apresiasi disampaikan secara khusus oleh Kapolres dan Pihak TNUK kepada Tim Kompolnas atas perhatian pengembangan Taman Wisata Ujung Kulon dalam pemeliharaan dan pelestarian Badak Jawa, agar tidak punah dan aman dari berbagai perburuan liar satwa Badak dari kelompok yang tidak bertanggungjawab.
Dawam menjabarkan hasil pemantauan Kompolnas atas persiapan Pola Pengamanan TNUK sebagai kawasan wisata akan melengkapi Penelitian Kompolnas 2023 berjudul: Pola Pengamanan Polri Pada Obyek Vital Nasional di Kawasan DPSP Indonesia yang hasil rekomendasinya akan disampaikan kepada Presiden RI.
Oleh karenanya paparan ini memiliki makna yang sangat mendalam, mengingat habitus Badak Jawa ini hanya tersisa satu-satunya di Dunia yakni di Ujung Kulon, ungkap Gus Dawam.
Oleh karenanya, lanjut Dawam, perlu dilestarikan dari potensi kepunahannya.
Intinya, manajemen pengelolaan dan Pola Pengamanannya harus aman dan nyaman bagi semuanya, security and safety.
Sementara itu Kepala Balai TNUK, Ardi Andoro, menyampaikan bahwa pertemuan ini adalah momentum sangat langka dan strategis serta diharapkan agar usulan positif dari Pihak TNUK melalui Kompolnas dapat disampaikan kepada Presiden.
Ditegaskan bahwa Badak Jawa di dunia hanya ada di Banten, tepatnya di Ujung Kulon yang bercula satu, Badak paling langka. Wilayah areanya sekitar 160.000 Hektar. Hasil sistem decited monitoring 2020- 2022 dari data kamera terdapat 60 an, tetapi berdasarkan individu ada sekitar 80 ekor.
Oleh karenanya Ujung Kulon merupakan anugerah terindah di Pulau Jawa paling barat yang harus disyukuri. Dari sisi Geologi 1838 pernah terjadi Tsunami. TNUK adalah bagian dari Geopark Ujung Kulon, penyematan dari Kementerian ESDM. Ujung Kulon menjadi Geopark karena bekas letusan Gunung Krakatau, Situs Patung Shiwa, Arca Ganesha dan Pantai Peucang Pasir Putih yang sangat indah. Konsepnya adalah pengembangan Geopark dan pemanfaatan wilayah sebagai warisan bumi.
Tidak kalah penting adalah penyempurnaan regulasi, pembangunan infrastruktur, pengadaan BTS di kawasan, kepastian hukum bagi pelanggar perburuan liar satwa Badak. Tantangan pengelolaannya antara lain; sistem perlindungan, penurunan kualitas genetik, ancaman ketersediaan pangan dan populasi fungsi. Saat ini sedang dikuatkan terkait interaksi dan pengelolaan spesies lainnya.
Dalam rangka melengkapi hasil Penelitian Kompolnas tahun 2023, maka kunjungan kerja secara khusus dalam rangka pemantauan persiapan Pola Pengamanan Polri di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Provinsi Banten, pada Rabu menjadi penting.
Pemantauan persiapan Pola Pengamanan di kawasan ini sangat aktual dan relevan oleh sebab TNUK sudah ditetapkan sebagai Geopark Nasional dimana Satwa Badak Jawa menjadi satu-satunya jenis Badak yang masih hidup, oleh karenanya harus terus dijaga, dilestarikan sebagai warisan kekayaan hewani yang dimiliki Indonesia.
Pemantauan lapangan ini disambut oleh Ujang Acep, S.HUT selaku Kepala Seksi PTN II Handeuleum dan Dedi Juherdi, S.HUT., MH., yang juga selaku Kepala Seksi PTN I Panaitan Banten, Kec. Sumur dan Penyuluh Kehutanan, Angger Sunarto, S.HUT. (12/12/23)
Tim Kompolnas mendapat paparan terkait monitoring Pola Pengamanan wilayah bahwa dalam penelusuran sejauh ini kamera telah terpasang CCTV disekitar semenanjung dengan total semuanya 6 Unit Kamera
Real Time. Dari hasil pendalaman anggota Polhut melalui rekaman CCTV, ditemukan pelaku kejahatan perburuan liar spesies Badak dikawasan TNUK yang sekarang sedang diproses penegakan hukumnya.
Sebagai Anggota Kompolnas, Dawam berharap agar manajemen politik kebijakan pada TNUK perlu diperhatikan secara khusus utamanya dalam proses pengamanannya oleh semua pihak yang terlibat didalamnya. (Jajang Ridwan).