WARTASATU.CO , GARUT – Uu Ruzhanul Ulum Wakil Gubernur Jawa Barat mengatakan, terbitnya perpres 82 tahun 2021 tentang pendanaan pesantren tidak lepas dari proses politik.
“Lahirnya perda, UndangUndang, Perpres itu lahir berkat proses politik. Makanya para ajengan dan pesantren jangan alergi dan apriori terhadap politik,” ungkap Uu Ruzhanul Ulum saat memberikan sambutan di acara sosialisasi Perpres no 82 tahun 2021 bertempat di Islamic Center, Garut. Rabu (13/10/2021).
Menurut Wagub Jabar, masih banyak Kiyai, ulama dan ajengan, tidak mau berkecimpung di dunia politik dengan alasan tidak mau dirinya dan para santri terkontaminasi oleh politik.
Uu menceritakan waktu dirinya berkampanya mencalonkan wagub, banyak ajengan, kiyai menolak kehadirannya ke pondok pesantren yang dipimpin oleh kiyai tersebut dengan alasan tidak tertarik dengan politik, dengan alasan ingin menyelamatkan lembaga.
Dikatakan Uu, ini berbahaya, politik tetap berjalan sendi-sendi kehidupan birokrat harus tetap ada. Kalau kita, kata Uu, tidak masuk wilayah tersebut, dikuatirkan jabatan-jabatan tersebut dipegang oleh orang yang tidak pro terhadap pesantren-pesantren
“Sudah 75 tahun kita selau di marginalkan, tidak ada anggaran ke pondok pesantren. Coba lihat untuk non pesantren ada anggarannya, seperti bos dan lainnya tapi mana untuk pesantren?,” ujarnya.
Oleh karena itu, Uu mengajak pada kiyai, ajengan untuk berpolitik praktis jangan lagi ragu apalagi anti/apriori.
“Siasah dengan tarbiyyah diibaratkan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Bersiasalah jangan lagi menganggap tabu/apriori,” ungkapnya. (Tadz)