26.2 C
Garut
Sabtu, Juli 27, 2024

Kades Sukasenang Berikan Penggantian Paket BPNT Yang Dinilai Busuk

Jangan Lewatkan

WARTASATU.CO, GARUT – Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) merupakan program stimulan pemerintah pusat, yang diperuntukan bagi masyarakat kategori pra sejahtera yang telah masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) atau yang biasa disebut dengan BDT. Program ini menjadi harapan tersendiri masyarakat penerimanya (KPM) yang sangat membantu mengurangi sebagian beban pengeluaran membeli bahan pokok.

Namun, program yang bersumber dari anggaran APBN tersebut, acapkali ditemukan berbagai persoalan yang menyertainya. Mulai dari persoalan paket sembako yang tidak sesuai nominal besaran BPNT, hingga dijadikan alat politis oleh oknum tertentu.

Di Kabupaten Garut, beberapa hari belakangan ini mulai santer persoalan pada BPNT yang mencuat ke publik. Adalah pembagian BPNT di Desa Sukasenang, yang dinilai adanya persoalan, sehingga dari pihak Dinsos Provinsi Jabar pun ikut turun kelapangan untuk memonitoring program tersebut.

Menjawab persoalan tersebut, Kepala Desa (Kades) Sukasenang, Iwan Ridwan yang juga pembina BUMDes pun responsif memberikan klarifikasinya, baik melalui media massa maupun kepada tim monitoring yang turun kelapangan.

Melalui sambungan selulernya, Iwan Ridwan kepada media ini mengatakan, setelah adanya kabar di media terkait adanya masyarakat yang ramai-ramai membuang bahan pangan yang busuk, dirinya langsung melakukan pendataan dan investigasi ke masyarakat dengan mengumpulkan seluruh jajaran ketua RW.

Dari hasil pendataan dan investigasi, dirinya memang mendapati adanya barang yang dikatakan busuk oleh media. Namun, barang yang busuk itu hanya ada di satu RW saja, yakni di RW 10, itupun jumlahnya sekitar 18 paket, dan yang jelek yang diberitakan busuk itu hanya pada jenis pangan tempe.

“Setelah ramai di media, saya cek langsung kelapangan bersama Bhabinkamtibmas dan Babinsa. Memang kami menemukan adanya barang yang dinilai jelek pada Tempe. Tapi tidak semua barang yang ada dipaket sembako BPNT itu jelek,” kata Kades Sukasenang.

Tempe yang dinilai jelek (busuk) pada paket sembako pun tidak terjadi pada semua KPM BPNT di Desa Sukasenang, seperti yang selama ini ramai dibincangkan. “Saat ini kan, ramai seolah-olah seluruh warga KPM BPNT di Desa Sukasenang menerima paket sembako yang dinilai busuk. Pada kesempatan ini, perlu rasanya saya luruskan isu yang ramai menyebutkan seolah semua warga KPM BPNT di desa Sukasenang yang mendapati barang busuk,” katanya.

Menurutnya, memang ada yang jelek dan dinilai busuk, namun hanya ada pada satu RW dan itupun hanya ada sekitar 18 KPM BPNT. Setelah mendapati hal tersebut, pihaknya selaku kades, yang merasa bertanggung jawab pada warganya langsung mengambil langkah dengan mengirim ulang dan mengganti paket sembako yang ramai diperbincangkan.

“Meski hanya ada 18 KPM dan pada satu RW yang kedapatan tempe busuk, tapi kita bagikan lagi paket sembako, sebagai penganti barang yang sudah kita kirim. Itupun, tanpa kita meminta warga untuk mengembalikan atau menukarkan barang yang dianggap jelek,” terangnya.

Bahkan, sambung Iwan Ridwan, pemberian ulang pangan tersebut dipastikan diterima oleh semua penerima manfaat KPM). Sebanyak 310 Kepala Keluarga (KK) tanpa terkecuali diberi lagi bantuan, dan tidak hanya pada 18 orang KPM yang di satu RW saja.

Dari evaluasinya tersebut, Kades Sukasenang menduga adanya tempe busuk, diakibatkan oleh pengemasan yang tertutup, sehingga mengembun didalam kemasan dan menjadi busuk.

“Selain itu, jarak waktu pengemasan hingga pengambilan oleh KPM cukup lama, sehingga mempengaruhi penurunan kualitas tempe dan sayuran yang ada didalam paket BPNT tersebut,” ujar Iwan Ridwan.

Dikatakannya, persoalan BPNT yang ada di daerahnya sudah ‘clear’ (terselesaikan dengan baik. Bahkan, Kapolsek Banyuresmi, tim monitoring BPNT turut melakukan peninjauan ke Desa Sukasenang.

“Kami rasa persoalan ini sudah diselesaikan dengan baik ya, pergantian barang sudah kami lakukan. Kami tidak menemukan pelanggaran lain, selain dugaan ketidakpahaman pada pekerja pengemasan barang. Persoalan ini kami jadikan catatan dan bahan evaluasi pada pengelolaan BPNT, agar tidak terjadi persoalan serupa dikemudian hari,” pungkas Kades Sukasenang. (Ra)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Warta Terkini