32.5 C
Garut
Sabtu, Juli 27, 2024

Save Cikuray, Berikut Orasi Protes Seniman dan Tanggapan Wabup Garut

Jangan Lewatkan

WARTASATU.CO , GARUT – Protes dugaan perusakan lingkungan yang diakibatkan dari pembangunan jalan poros baru Cilawu Banjarwangi di Kabupaten Garut, ternyata tidak hanya diikuti oleh para pegiat lingkungan saja. Berbagai komponen masyarakat pun ikut larut dalam protes perusakan lingkungan hutan Cikuray, tak terkecuali dengan masyarakat dari unsur seniman, yang sama memprotes kerusakan lingkungan pada pembangunan jalan poros tengah Cilawu Banjarwangi.

Selain protes dengan aksi massa dan berbagai orasi di gedung DPRD, sejumlah protes dengan berbagai cara dan diberbagai media sosial (medsos) pun terpantau dilakukan. Seperti halnya orasi tertulis yang dibuat Yukeu L Marlinda, tentang perusakan lingkungan di Kabupaten Garut ditemukan dalam laman sebuah medsos. Bahkan, dalam puisi tersebut menautkan (tag) akun bupati garut @kang_rudy_gunawan dan wakil bupati garut @kanghelmi_budiman.

Aksi Longmarch : masaa dari Konsorsium Penyelamatan Cikuray lakukan longmarch ke gedung DPRD Garut, guna menyampaikan aspirasinya dan tuntutannya dengan adanya perusakan hutan dari dampak pembangunan jalan poros baru Cilawu Banjarwangi

Berikut orasi yang dibuat Yukeu L Marlinda tersebut,

“Sebagai rakyat tak di anggap, sebagai manusia di hina, sebagai perempuan kadang diabaikan.”

“Anehnya, aku tak bisa diam meski gerakan tak bisa disamaratakan. Aku menulis sebagai orasiku bukan onaniku”.!

“Sejatinya, alam selalu disimbolkan dengan sosok perempuan, sosok Ibu, sosok perawan yang suci.
Karena itulah, sebagai perempuan sungguh keterlaluan kalau bicaranya tak lantang.!!”

“Wahai bapak bupati @kang_rudy_gunawan dan wabup nya yang bugiman (bupati gila pembangunan) @kanghelmi_budiman”

“Menanam beton tidak menjamin kita bisa minum bergalon-galon.
Membentangkan aspal tidak membuat kita bebal pada kelaparan.
Kenapa anda berdua sangat tidak suka hutan.? Tidak suka sawah.? Tidak suka gunung? Tidak suka lembah? Tidak suka bukit.?”

“Apa yang membuat anda begitu ganas merongrong kehidupun yang karena keberadaan merekalah, anda berdua menikmati kehidupan juga?!”

“Membabat seperti seorang bejat yang keparat. Merampas seperti seorang culas.
Merusak seperti seorang kesetanan. Setan apa yang merasukimu Pak.?”

“Bahkan, setan sekalipun akan menggugat! Melihat tempat tinggalnya dihancurkan!”

“Apalagi kami yang sebagai manusia!!
Perlu Bapak ingat, semudah itu bapak rampas tanah, maka semudah itu pula kami rampas kuasa bapak!!
Semudah itu bapak hancurkan alam kami, maka semudah itu pula kami hancurkan gedung Bapak!!”

“Anehnya bagi ku saat itu adalah, jika semua milik rakyat termasuk gedung Dewan nya.
Lalu kenapa disiang yang terik itu kita semua berdiri di luar.?
Kenapa perlu izin untuk masuk ke rumah sendiri.?”

Dikonfirmasi terkait memilih orasi tertulis di medsos, Yukeu mengatakan, kemarin hadir aksi ke gedung DPRD, tapi gak sempat orasi, karena diajak diskusi sama kawan-kawan yang lain yang ada disana untuk membahas banyak hal terkait wacana saat kemarin. Akhirnya saya putuskan orasi lewat tulisan saja. “Semoga tulisan saya bermanfaat dan menginspirasi banyak orang,” ungkap seniman perempuan garut ini.

Sementara itu, wakil Bupati Garut dr H Helmi Budiman yang kami hubungi melalui aplikasi pesan WhatsApp pada Rabu 4 Maret 2020, pukul 11.41 WIB, menanggapi orasi tertulis dari seniman tersebut menyatakan, “terimakasih, ade sudah mengingatkan saya,” singkat Wabup Garut. (Ra)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Warta Terkini