WARTASATU.CO , GARUT – Virus Corona atau Covid-19 menjadi salah satu virus yang paling ditakuti saat ini. Pasalnya, sekitar dari 102 negara langsung diserang virus yang diduga berasal dari Wuhan, China. Bahkan, disebutkan berbagai media virus ini telah membunuh 3.600 orang dari jumlah 106.069 orang yang terpapar Corona.
Menyikapi Virus Corona yang sudah menyerang manusia di berbagai negara, bahkan negara adidaya, Amerika Serikat pun sudah diserang virus tersebut, maka warga masyarakat Garut yang tergabung di RKII (Relawan Kemanusiaan dan Investigasi Independent), menegaskan kepada pemerintah pusat dan Pemerintah Kabupaten Garut untuk mewajibkan observasi medis kepada semua WNA (Warga Negara Asing) dan TKA (Tenaga Kerja Asing).
Pihak RKII pun mengaku sudah melakukan audensi dengan Dinas Kesehatan, Dinas Tenaga Kerja dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Garut serta perwakilan dari perusahaan PT Chansin Reksa Jaya yang beralamat di Jalan Raya Leles,Kecamatan Leles Kabupaten Garut.
Koordinator RKII, A Hafid mengatakan, membaca pemberitaan di sejumlah media nasional, saat ini sudah ada sekitar 3.600 orang yang meninggal karena Virus Corona, untuk itu RKII sebagai bagian dari warga Garut menolak WNA dan TKA yang masuk ke wilayah hukum Garut tanpa melalui observasi medis oleh instansi berkompeten terlebih dahulu. Penolakan tersebut disampaikan secara tertulis bahkan disampaikan langsung ketika melakukan audensi.
“Kami mendesak Pemkab Garut untuk melakukan observasi medis sesuai dengan SOP penanganan virus Corona yang dianjurkan oleh WHO secara profesional. Kami tidak ingin masyarakat Garut jadi korban akibat kelalaian negara. Permintaan kami hanya sebatas mengingatkan peran pemerintahm” kata A Hafid kepada logikanews.com, Minggu (08/03/2020).
Salah satu antisipasi yang dilakukan RKII guna mencegah Virus Corona masuk ke Indonesia, khususnya ke Kabupaten Garut, RKII mendesak semua pihak yang berkompeten memberikan penjelasan dan statemen resmi mengenai kondisi kesehatan terkini salah satu TKA yang bekerja disalah satu perusahaan, yakni saudara XQW.
“Kami ingin ada kejelasan langsung dari Pemkab Garut dan pihak perusahaan terkait salah satu TKA yang bekerja di salah satu perusahaan di Garut. TKA ini sepulang dari negaranya ke Indonesia tidak melakukan observasi medis, dan langsung menginap di salah satu hotel ternama di Kota Garut,” terangnya.
Hafid mengaku puas dengan kesiapan pihak Dinkes yang telah merespon permintaan RKII terhadap pihak Pemkab Garut. “Saya apresiasi Kadinkes Garut, pak dokter Maskut yang berjanji akan melakukan Medical Check Up atau MCU terhadap salah satu TKA hari Senin besok. Kami akan menunggu janji pihak Dinkes Garut,” ucapnya.
Pada saat audensi antara RKII dengan pihak Dinkes dan Disnaker Garut serta PT Chansin Reksa Jaya, Hafid juga mengapresiasi pengakuan Kadinkes Garut, dr Maskut yang menyatakan ada pasien terawasi Corona di RSUD Garut.
“Pak Kadis begitu respon dengan keinginan kami sebagai warga Garut. Sikap seperti ini yang kami inginkan, agar semu bisa jelas. Apapun perkembangan soal virus Corona pihak Pemkab Garut harus selalu update, jangan sampai virus tersebut menggerogoti kesehatan dan menimbulkan keresahan kepada masyarakat,” tandasnya.
Hafid berpesan kepada Presiden RI, Joko Widodo serta jajaran kabinetnya untuk terus memantau perkembangan Virus Corona di Indonesia serta memerintahkan semua jajarannya untuk fokus dan konsentrasi terhadap keluar masuknya WNA dan TKA ke Indonesia.
“Pak Jokowi kami harap memahami kekhawatiran kami sebagai masyarakat. Bukannya kami baper terhadap Virus Corona, tetapi sudah terbukti nyata bahwa virus ini sudah memakan korban sangat banyak dalam waktu singkat,” ujarnya.
RKII, ujar Hafid, sangat peduli terhadap keselamatan warga Garut dan warga Indonesia seluruhnya. Bukan berarti juga tidak menghormati warga asing yang datang ke Indonesia. “Yang kami lakukan ini untuk kemasalahatan semua pihak,” terangnya.
Sementara itu, Kadinkes Garut, dr Maskut saat dihubungi media ini belum memberikan jawaban. (aa)