WARTASATU.CO, Karawang – Banyaknya kebijakan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana dianggap kurang populis sehingga menjadi peluang untuk diganjal bahkan dijadikan komoditas politik yang bakal merugikan kredibilitas pada Pilkada 2020 mendatang. hal ini menjadi “warning” bagi petahana untuk dapat bekerja keras terukur, cermat dan bijak dalam menghadapi keinginan rakyat Karawang.
Hal itu ditegaskan Direktur KMG Imron Rosadi SAg dalam diskusi dengan penggiat korupsi ICI Jawa Barat Hery Azizi, SE tentang “Karawang menjemput masa depan ” yang bertempat di salah satu Cafe Karawang, Selasa (20/82019).
Menurut Imron sejumlah kebijakan Bupati yang dianggap kurang popolis diantaranya,
1.Asosiasi pengusaha (APINDO) protes dan melaporkannya ke ombudsman.
2. Kadinda Karawang mendukung langkah APINDO
3. Tata usaha BUMD gagal, dari 8 BUMD hanya 3 yang berjalan 5 lagi mangkrak.
4. Proyek-proyek besarnya seperti Plasa II , Inter Change, Pedestarian dan bangunan lapang Karang Pawitan yang nilainya puluhan milyar lagi di bidik penegak hukum (Polda dan Kajati Jabar).
“Serta kasus PDAM Karawang yang telah makan korban, Dirut dan pejabat pembuat komitmen serta pihak swasta sudah di tetapkan tersangka oleh Kejati Jabar,” ungkapnya.
Imron melanjukan, berbagai kebijakan lainnya seperti mengelola anggaran APBD 2019 yang saat ini mengalami defisit serta melakulan promosi dan mutasi jabatan eselon yg dikeluhan para PNS akibat pengangkatan ASN pangkat 3b yang menyalip seniornya pangkat 3c dan 3d.
“Kemungkinan bakal di bongkar satu persatu bila petahana tidak cermat dan berpihak terhadap rakyat yang dipimpinnya,” tandasnya.
Dikatakan Imron, gejolak politik pilkada Karawang saat ini sudah mulai genit, tidak sedikit elit partai dan anggota dewan serta para tokoh masyarakat melakulan diskusi di berbagai tempat bahkan anggota DPRD propinsi putra mantan Bupati Karawang Ade Swara dari Partai Gerinda pun turun melakulan diskusi publik dengan lintas partai seperti PDIP, PKS dan partai lainnya secara terbuka di Cafe Lawang Galuhmas Karawang.
“Dengan kondisi seperti ini Bupati Cellica harus ekstra hati-hati jangan terlalu enjoy dan terlalu percaya kepada bawahannya, asal ibu enjoy aja (AIEJ) karena tidak tertutup kemungkinan mereka bakal berhianat pada Pilkada 2020,” ingatnya.
Imron berujar, politik itu dinamis wajar kalau pindah pilihan karena sudah muncul sejumlah calon muda berbakat dan pandai bergaul dengan berbagai elemen masyarakat bawah sebut saja Asep Irawan dari
PKS, Pipik Taufik Ismail dari PDIP, Gina Swara Gerinda, Syukur Mulyono Golkar, Nace Permana dari Gerinda, Aef Saepulah PKS, Desen Darmansyah kader PDIP, Jimy Akhmad Jamaksary dari PKB dan sejumlah nama lainnya.
“Kemungkinan nama-nama tersebut bakal turut nyalon meramaikan pilkada Karawang 2020,” pungkas Imron.
Sementara itu Direktur ICI Jabar Hery Azizi menambahkan, pertarungan pilkada Karawang 2020 bakal lebih ketat masyarakat bakal lebih selektif memilih Bupatinya, politik identitas dan gender bakal dikemas untuk menggiring para pemilih milenial dan masyarakat bawah dan tengah di wilayah Kabupaten Karawang.
“Untuk 2020 tantangan buat petahana lebih berat dari tahun a?sebelumnya bila Bupati Cellica lengah dan tidak cermat memenej suara yang memilihnya pada pillkada 2015 mereka bakal nyebrang dan tidak akan memilih kembali Cellica sebagai Bupati Karawang 2020,” tandas Herry.**Rif