WARTASATU.CO, Garut – Malang nian nasib Afifah Adawiyah (8 bulan), balita asal Kabupaten Garut ini di diagnosa dokter memiliki posisi jantung berada di sebelah kanan, terbalik, bocor, dan peredaran darahnya terbalik tidak searah jarum jam, selain itu Afifah juga mengidap labio dan palato (bibir sumbing, red).
Afifah, anak ke dua dari pasangan Dede Hidayat dan Imas ini tinggal Kp. Sukalilah RT. 01 RW 02, Desa Mekarsari Bayongbong.
Menurut Dede Hidayat selaku ayah Afifah yang disambangi dejurnal.com mengatakan, awalnya ia tidak tahu jika anak ke duanya memikiki kelainan jantung, hal itu baru diketahui setelah lab bio di RS Santosa Bandung ketika akan melakukan operasi bibir sumbing.
“Untuk operasi bibir sumbing pun tak bisa dilakukan jika jantung afifah belum ditangani,” ujarnya, Sabtu (10/8/2019).
Awalnya, lanjut Dede, diketahui ada kelainan jantung ketika di RS Guntur namun belum jelas, setelah dirujuk ke RSUP Hasan Sadikin dan cek lab bio, baru jelas.
“RSUP Hasan Sadikin merujuk untuk ke RS Jantung Harapan Kita, namun karena kondisi ekonomi yang belum memungkinkan jadi belum bisa ke sana, sementara surat rujukan habis masa berlakunya Senin 12 Agustus 2019 besok,” paparnya.
Sementara itu, LSM Bhakti Negeri Bela Rakyat (BNBR) yang mendampingi balita Afifah menyatakan bahwa kasus jantung Afifah diketahui secara tidak sengaja.
“Awalnya kami mendampingi de Afifah untuk dioperasi bibir sumbing, namun tidak bisa karena ada kelainan jantung,” ungkap Ketua Umum BNBR Zaenal Solihin, Sabtu (10/8/2019).
BNBR, lanjut ia, lembaga masyarakat yang konsen terhadap sosial kemasyarakatan terutama membantu masyarakat dalam operasi bibir sumbing, katarak ataupun kaki palsu.
“Namun kami juga kaget ketika de Afifah ternyata tak bisa operasi bibir sumbing, dan kasus jantungnya termasuk sangat langka,” ujarnya.
Namun demikian, lanjut Zaenal, lembaga kami akan konsen mendampingi pengobatan de Afifah sampai tuntas,” pungkasnya.
Terkait hal ini, Kepala Desa Mekarsari Lensa mengaku baru mengetahui ada warganya yang menderita jantung sangat langka seperti itu.
“Saya baru tahu hal ini dari kader dua hari kemarin,” ucapnya kepada dejurnal.com saat didatangi dengan LSM BNBR.
Lensa juga heran, biasanya kader atau RT dan RW selalu memberitahu pihaknya jika ada warga yang memiliki kasus penyakit unik seperti ini.
“Saya ucapkan terima kasih, lembaga BNBR memberitahu hal ini, insya allah saya akan mendatangi de Afifah dan berkoordinasi dengan keluarganya untuk mencari solusi langkah yang akan diambil,” pungkasnya.***Rachmanesha