WARTASATU.CO , GARUT – Kabupaten Garut dikenal dengan masyarakat yang heterogen, baik dari sisi etnis, pekerjaan dan profesi lainnya. Namun ditengah-tengah kondisi heterogenitas tersebut, masyarakat mampu hidup berdampingan dan saling menghormati satu sama lainnya.
Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kabupaten Garut, Viktor Jhon Rantung mengatakan, bahwa keberadaan etnis-etnis di kabupaten Garut sangat beragam dan sangat banyak, meliputi etnis Jawa, Minang, Manado, Aceh, Alor, Tionghoa, dan lainnya yang tersebar diwilayah kabupaten Garut.
“Alhamdulillah sampai hari ini keberadaan etnis lain di Kabupaten Garut dalam keadaan sudah mengalami pembauran dengan masyarakat lokal, tentunya ini jadi modal dasar bagi pemerintah daerah untuk membangun sinergitas kedepannya,” ungkap Viktor.
Seperti halnya di bulan Ramadhan ini, dimana mayoritas ummat beragama Islam menjalani ibadah puasa, namun suasana kerukunan dan saling menghormati dan menghargai nampak terwujud dari baik sesama muslim maupun non muslim yang tidak turut menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Memasuki bulan suci Ramadhan serta dimasa pemulihan dari pandemi Covid 19, Viktor selaku ketua Forum Pembauran Kebangsaan menghimbau masyarakat kabupaten Garut untuk senantiasa menjaga kesehatan dan menggunakan protokol kesehatan dalam menjalankan ibadah puasa.
“Saya mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa 1442 H bagi masyarakat Kabupaten Garut, tidak lupa untuk tetap menjaga protokol kesehatan dalam beraktifitas. Jaga kondusifitas demi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa,” pungkas Viktor. (Ridwan)