WARTASATU.CO, GARUT – Tanggal 21 April 2005, Aksi Cepat Tanggap (ACT) secara resmi diluncurkan secara hukum sebagai yayasan yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan.
Untuk memperluas karya, ACT mengembangkan aktivitasnya, mulai dari kegiatan tanggap darurat, kemudian mengembangkan kegiatannya ke program pemulihan pascabencana, pemberdayaan dan pengembangan masyarakat, serta program berbasis spiritual seperti Qurban, Zakat dan Wakaf.
ACT didukung oleh donatur publik dari masyarakat yang memiliki kepedulian tinggi terhadap permasalahan kemanusiaan dan juga partisipasi perusahaan melalui program kemitraan dan Corporate Social Responsibility (CSR).
Sejak tahun 2012 ACT mentransformasi dirinya menjadi sebuah lembaga kemanusiaan global, dengan jangkauan aktivitas yang lebih luas.
Pada skala lokal, ACT mengembangkan jejaring ke semua provinsi baik dalam bentuk jaringan relawan dalam wadah MRI (Masyarakat Relawan Indonesia) maupun dalam bentuk jaringan kantor cabang ACT.
Jangkauan aktivitas program sekarang sudah sampai ke 34 provinsi dan 324 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Dengan spirit kolaborasi kemanusiaan, ACT mengajak semua elemen masyarakat dan lembaga kemanusiaan untuk terlibat bersama.
Dengan berbekal pengalaman ACT selama puluhan tahun di dunia kemanusiaan.
“Kami melakukan edukasi bersama, membuka jaringan kemitraan global yang menjadi sarana kebersamaan. Semua program global ACT menjadi sarana merajut kemitraan berbagai lembaga amil zakat, komunitas peduli, artis dan publik figur yang memiliki visi yang sama untuk kemanusiaan,” kata Mochamad Dani R, Branch Manager ACT Garut saat jumpa Pers di Kantor ACT Blok B5 Ruko Diamond Land jalan Suherman Tarogong Garut, Jum’at (22/1/2021).
Salah satu program nyata untuk bencana alam di awal tahun 2021 adalah program kemanusian.
Misi kapal kemanusiaan mengangkut 1.000 ton beras untuk didistribusikan ke daerah Mamuju, Majene Sulbar.
Rencana pemberangkatan kapal pertama berangkat dari Tanjung Priok, kapal kedua berangkat dari Medan dan kapal ketiga akan berangkat dari Tanjung Perak Surabaya.
Seluruhnya, kata Dani, ditargetkan mengangkut 1000 ton beras, dan dana yang dibutuhkan per kapal diperkirakan mencapai 30 milyar
“Aksi peluncurannya ditargetkan 14 hari kedepan, terhitung tanggal 18 januari 2021 dilakukan untuk menyusul aksi bantuan pada fase emergency,” ungkap Dani.
Aksi terkini ACT pada senin (18/1/2021), dikatakan Acep Yahya, ACT Garut telah memberangkatkan armada-armada kemanusian seperti Humanity Rice Truck, Humanity Food Truck dan armada rescue dari Gunung Sindur Bogor ke Sulbar, membawa bantuan kemanusian dengan membawa 10 ton per armada.
Sementara itu Adi Nugraha ketua harian MRI (Masyarakat Relawan Indonesia) Garut mengatakan, sebanyak 300 ribu MRI terus bergerak membantu para penyintas bencana dengan melakukan aksi yang dibutuhkan.
Misalnya kata Adi, Search and Rescue (SAR), layanan medis, pendistribusian bantuan pangan guna meringankan beban para korban bencana.
“Kami memiliki keyakinan penuh, bantu kami untuk bersama mewujudkannya dengan memberikan sedekah terbaiknya, bisa melalui indonesiadermawan.id atau melalui rekening BNI Syari’ah 8808802272 atas nama ACT,” ujarnya. (Tadz)