WARTASATU.CO , Cianjur – Salah satu tokoh masyarakat Desa Jamali, Saefuloh mengungkapkan peternakan ayam manggis (PAM) selama melakukan usaha belum signifikan dan terkesan lalai dalam melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR) kepada warga terdampak sekitar peternakan.
“Bahkan jika dihitung, hutang perusahaan ayam kepada masyarakat dalam CSR selama melakukan kegiatan usaha mencapai 4 miliar,” tandas Saefuloh yang lebih akrab dipanggil Uwo.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, hutang CSR perusahaan ayam senilai 4 miliar itu karena peternakan ayam manggis tidak pernah mempenetrasikan bina lingkungan kepada masyarakat sekitar peternakan ayam secara maksimal.
“Bina lingkungan yang diterima dari perusahaan berupa uang per RT hanya Rp 1 juta, jika dibagi per keluarga yaa kebagian Rp 10 ribu per tahun,” tandasnya yang diamini salah satu Ketua RT Cibalagung, Dikdik.
Pernyataan Saefuloh atau Uwo ditegaskan oleh salah seorang sumber dejurnal.com selaku tokoh Pemuda Desa Kademangan Kecamatan Mande yang menyatakan bahwa CSR peternakan ayam manggis hitungan 4 miliar dihitung selama beroperasi itu terlalu kecil.
“Hitunga nilai CSR 4 miliar itu hitungan per tahun,” tegasnya.
Sumber yang mengaku pernah bekerja di peternakan ayam manggis ini mengatakan dirinya tahu persis produksi dan omset yang dihasilkan kandang ayam manggis.
“Jika dihitung dari omset dan keuntungan yang dihasilkan peternakan ayam manggis, dan jika dikeluarkan CSRnya 2 persen saja, yaa nilainya 4,8 miliar per tahun,” tegasnya.
Ia juga sepakat atas pernyataan Uwo bahwa penetrasi CSR tidak harus berupa pemberian uang tunai, namun bisa berupa bina lingkungan yang terasa langsung kepada masyarakat terdampak.
“Karang Taruna Desa Kademangan yang berdekatan dengan kandang ayam pun tidak pernah menerima CSR dari peternakan manggis,” ujarnya.
Namun, pernyataan bahwa peternakan ayam manggis belum signifikan memberikan CSR kepada warga dibantah oleh perwakilan peternakan ayam manggis, Dermawan yang dikonfirmasi dejurnal.com di kantornya, Senin (4/10/2019).
“Peternakan ayam manggis sudah memberikan kontribusi yang maksimal kepada warga,” ujarnya.
Bahkan, lanjut Dermawan, ada tiga tokoh masyarakat yang ditunjuk sebagai jembatan komunikasi antara perusahaan dan wsrga masyarakat.
“Tokoh masyarakat tersebut, pak Uwo, Ate dan Pak Dikdik,” ujarnya.
Adapun terkait besaran CSR senilai Rp 4 Miliar lebih yang dilontarkan tokoh masyarakat Jamali dan Kademangan, Dermawan enggan berkomentar banyak karena hal tersebut adanya di kewenangan pusat.
“Intinya, perusahaan sudah memberikan yang maksimal dan terbaik untuk warga masyarakat,” pungkasnya. (Ris/Iw)