WARTASATU.CO , GARUT – HMI Cabang Garut mendatangi Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Jawa Barat XI memenuhi undangan audiensi terkait beberapa masalah yang membutuhkan jawaban dan solusi untuk kemajuan pendidikan di Kabupaten Garut, khususnya di tingkat SMA, SMK dan SLB, Rabu (01/09/2021).
Audiensi tersebut dihadiri Kepala KCD Drs. Aang Karyana, M.Pd. dan Dr. Apar Rustam, M.Pd sebagai sala satu pengawas, serta beberapa pegawai KCD lainnya.
Ditemui awak media, Sulton Hidayatullah Ketua Umum HMI Cabang Garut memaparkan permasalahan yang terjadi di lingkungan KCD.
Dikatakan Sulton, dilingkungan kerja KCD Pendidikan wilayah Garut diduga banyak sekolah yang menggelembungkan siswa demi untuk mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Selain itu, juga persoalan kualitas sekolah yang belum merata, sedangkan sudah di berlakukan sistem zonasi.
Persoalan lain pun tidak ada jaminan kerja bagi lulusan SMK di Kabupaten Garut, serta persoalan Dana Sumbangan Pendidikan (DSP) yang tidak rasional dan di duga pungutan liar karena momen nya bertepatan dengan penerimaan Peserta didik baru (PPDB).
“Kita disini pada dasarnya bertanya kepada kepala KCD Disdik Jabar XI terkait kontribusi apa yang di berikan oleh KCD Garut dalam peningkatan Indeks Pendidikan di Kabupaten Garut, dan apa yang di lakukan oleh kepala KCD dan jajarannya sehingga banyak permasalahan dilapangan,” ujar Sulton Hidayatullah.
Lanjut Sulton, dari setiap permasalahan yang dipaparkan ke kepala KCD, pihak HMI bisa membuktikannya.
Sulton menuturkan, HMI Garut bisa membuktikan adanya persoalan penggelembungan siswa, kualitas sekolah yang belum merata sehingga masih ada bahasa sekolah favorit dan non favorit, pendaftaran calon siswa hanya banyak di sekolah tertentu pun bisa dibuktikan.
“Persoalan-persoalan ini akan menghambat sistem zonasi yang di gulirkan pemerintah serta tidak ada jaminan kerja terhadap siswa atau lulusan SMK yang notabene mempunyai skill khusus,” bebernya.
“Adapun Pak KCD memang bilang sudah ada sekolah yang MoU dengan beberapa perusahaan, tapi ketika di tanya berapa jumlah sekolah yang sudah MoU dengan perusahaan, ternyata tidak ada jawaban dari pak KCD,” ungkap ketua HMI Cabang Garut.
Yang paling menyedihkan, sambung Sulton, adalah persoalan (dana sumbanban Pendidikan) DSP pada calon siswa ketika masa PPDB. Ternyata di Garut masih ada sekolah yang mahal, ada sekolah yang sampai meminta terhadap orang tua calon siswa di sekitaran Rp.12,5 juta dan HMI punya kwitansinya.
Setelah HMI observasi, ternyata teknis pengumpulan DSP di salah satu sekolah tersebut tidak melalui mekanisme yang seharusnya, bahkan cenderung bukan lagi dana sumbangan tapi pungutan, dan itu jelas menggar Permendikbud No. 75 Tahun 2016 tentang Komite sekolah, jelas Sulton.
Ditanyai media tentang bagaimana tanggapan HMI terhadap Jawaban Kepala KCD, Sulton menyampaikan kekecewaan atas jawaban kepala KCD XI Garut.
“Kita sangat kecewa terhadap Kepala KCD Disdik Jabar XI, ketika permasalahan tersebut kita utarakan, dan beliau menanggapi. Kami melihat kepala KCD ini tidak punya langkah untuk memperbaiki. Pasalnya tidak ada langkah strategis yang di lakukan oleh beliau (kepala KCD XI). Padahal kepala KCD itu sendiri katanya sudah tahu sejak jauh-jauh hari terkait masalah tersebut, bahkan ada salasatu pengawas yang turut hadir dalam audensi,” terang Sulton
Untuk HMI Cabang Garut memandang kepala KCD Garut yang sekarang tidak layak untuk menjadi kepala KCD. Bahkan, para pengawas di Kabupaten Garut harus di evaluasi lagi, agar kinerjanya serius, tegas Sulton.
“Kasihan masyarakat, di situasi pandemi ini banyak masyarakat yang kekurangan ekonominya jangan sampai di peras lagi dengan dalih biaya pendidikan,” ketusnya.
Setelah ini, kita akan melanjutkan audiensi ke Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, bahkan sampai ke Gubernur.
“Audensi ini kita maksudkan agar Pak Gubernur tau kinerja anak buahnya dilapangan, serta agar Pak Gubernur lebih serius dalam mengurusi pendidikan di Jawa Barat. Soalnya ketika saya berkomunikasi dengan HMI Cabang Kab/kota lainnya permasalahannya hampir sama,” pungkas ketua HMI Cabang Garut. (Ridwan)