28.6 C
Garut
Jumat, Oktober 25, 2024

Calon Kapolri Perintahkan Anggota Pelajari Kitab Kuning, Ini Tanggapan Komisioner Kompolnas

Jangan Lewatkan

ADVETORIAL

WARTASATO.CO , JAKARTA – Sebagaimana diketahui, Komjen Pol. Listyo Sigit Prabowo dinyatakan lolos uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) untuk menjadi Kapolri menggantikan Jenderal Idham Azis, yang akan pensiun dalam waktu dekat. Uji kepatutan dan kelayakan tersebut dilaksanakan di Komisi III DPR, Rabu (20/1/2021).

Listyo Sigit menyatakan, anggotanya akan diperintahkan untuk mempelajari kitab kuning, kitab keagamaan Islam yang biasa diajarkan di pesantren-pesantren.

Menanggapi hal itu, H. Mohammad Dawam S.H., M.H selaku Komisioner di Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) RI merespon sangat baik program Kapolri baru tersebut.

Menurut Dawam, ada beberapa alasan kenapa Polisi harus mempelajari kitab kuning, diantaranya sosiologis dan historis.

Sosiologis, yakni mengingat Indonesia negara satu-satunya di dunia, yang menyepakati Pancasila sebagai falsafah dalam berbangsa dan bernegara. Maka Pancasila harus di lestarikan sebagai alat vital Perekat Bangsa.

“Pak Sigit sangat memahami konteks ini, NKRI wajib hukumnya harus terus dijaga. Maka, separatisasis wilayah melalui gerakan-gerakan radikalisme, terorisme, exstrimisme dan politisasi agama harus benar-benar dihindari untuk mempertahankan kedaulatan bangsa,” ujar Mohammad Dawan saat dihubungi media ini, Jumat (22/01/2021).

Keterangan: Mohammad Dawam (kanan), bersama Aktivis NU, H. Diyen Hasanuddin.

Komisioner Kompolnas ini juga menambahkan, untuk mempersempit ruang geraknya harus dicari dulu akar permasalahannya.

Salah satu faktor utamanya adalah pemahaman agama yang cenderung terpotong-potong, parsial dan tidak komprehensif. Karenanya dibutuhkan pemahaman yang utuh dalam memahami teks-teks agama.

“Dalam posisi ini, menarik gagasan Pak Sigit, bagaimana pemahaman keagamaan Islam utamanya didalami lebih serius. Dengan harapan, bila pemahaman keagamaan dan keindonesiaan bisa utuh, maka terorisme dan radikalisme maupun ekstrimisme akan bisa ditekan seminimal mungkin” ungkap Mohammad Dawam.

Lanjut Dawam, pembelajaran dan pemahaman agama melalui kitab kuning (kitab yang ditulis oleh ulama zaman dulu), juga banyak menekankan pada 2 aspek.

Yakni aspek yang pertama, yaitu pemahaman agama sebagai ajaran universal yang menolak segala bentuk kekerasan dalam tindakan maupun pemikiran.

“Aspek kedua, memberi dorongan atas kecintaan kita kepada negara dan bangsa. Bahkan terdapat kredio yang amat populer di kalangan pesantren, yakni ‘Hubbul Wathon minal iman’, yang artinya cinta tanah air sebagian dari iman seseorang,” tandas Dawam, Komisioner Kompolnas.

Keterangan : Mohammad Dawam, bersilatuurahim dengan Ketum PBNU (Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siroj, M.A) didampingi Sekjen PBNU (Dr. K.H. Helmy Faishal Zaini).

Pria yang karib disapa Gus Dawam, juga menjelaskan secara historis agama-agama di Indonesia sudah ada sejak lama.

Namun fakta kehadiran dan transmisi Islam di Indonesia yang dibawa oleh para Wali Songo dan pendakwah, berjalan dengan damai tanpa ada kekerasan, peperangan dan darah. Maka ini menarik untuk dicermati.

“Rupanya, model dakwah wali songo dan para ulama itu menekankan etika pergaulan masyarakat yang kondusif, bukan exlusif. Sekaligus mengajarkan tradisi berdialog antar masyarakat,” terang Gus Dawam.

Sambung Gus Dawam, tentu modal utama pemahaman keagamaan dengan dialog inilah, dengan cara menggali teks-teks kitab kuning amat relevan.

Untuk mewujudkan itu, dirasa perlu menggandeng beberapa ormas Islam dan kalangan moderat.

Di Indonesia sendiri, ada Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah yang sudah tidak asing dengan kitab kitab kuning. Disamping itu, mereka sangat aktif dan mendukung dalam mewujudkan kondusifitas Negara.

Gus Dawam juga menyarankan, agar kedepannya Polri melakukan pendekatan solutif, persuasif, humanis dan membela kepentingan masyarakat. Sebab kitab-kitab kuning itu menekankan muatan-muatan seperti itu.

Jadi, positif untuk pembekalan personal dan memberikan spirit kenegaraan, pungkas Mohammad Dawam, Komisioner Kompolnas RI. (Jajang Ridwan).

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Warta Terkini