WARTASATU.CO, GARUT – Tingkat kunjungan wisatawan ke Taman Wisata Alam Gunung Papandayan yang dikelola PT. AIL (Asri Indah Lestari), masih minim pengunjung di masa pandemi COVID-19 meski saat ini sedang libur Natal dan menjelang Tahun Baru 2021.
“Pengunjung mengalami penurunan yang signifikan yaitu 45 persen dampak COVID-19 ini,” kata Nius Ginting, SH operasioanal lapangan TWA Gunung Papandayan, Sabtu (26/12/2020).
Sejak objek wisata dibuka untuk umum, kata dia, tingkat kunjungan wisatawan ke Gunung Papandayan belum ramai seperti angka kunjungan sebelum munculnya wabah COVID-19.
“Memang terlihat di parkiran banyak kendaraan, tapi sebenarnya itu pengunjung hari kemarin yang bermalam campur dengan pengunjung hari ini,” katanya.
Ia mengungkapkan, wisatawan yang berkunjung ke Gunung Papandayan masih seputar dalam kota, dan beberapa kota lainnya seperti dari Bandung dan Jakarta.
Ginting mengatakan, pengelola Taman Wisata Alam Gunung Papandayan berupaya menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah, seperti seluruh pegawai maupun wisatawan wajib memakai masker, menyediakan tempat cuci tangan, dan menghindari kerumunan orang.
Bahkan, lanjut dia, pihaknya menyiapkan petugas khusus untuk melakukan patroli dan mengingatkan wisatawan, agar tetap menerapkan protokol kesehatan dengan selalu memakai masker, rajin cuci tangan dan jaga jarak selama di area wisata.
“Kami di sini siap menerapkan protokol kesehatan mulai dari gerbang setiap pengunjung di ukur suhu tubuh dan menganjurkan pengunjung pakai masker, kemudian ada juga petugas yang patroli untuk mengingatkan wisatawan menerapkan protokol kesehatan,” katanya.
Bagi pengunjung yang akan berkemping dan bermalam di TWA Gunung Papandayan, kata Ginting, dianjurkan membawa keterangan sehat dari wilayahnya masing-masing.
Dan kalau tidak membawa surat keterangan sehat, dengan secara tegas kami tidak ijinkan mereka untuk bermalam dan ber camping
“Kami berharap pandemi COVID-19 cepat berlalu dari muka bumi ini, sehingga perekonomian kita kembali normal, termasuk dunia pariwisata,” pungkasnya. (Tadz)