WARTASATU.CO , GARUT – Ditengah pandemi Covid-19 dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Kabupaten Garut. Masyarakat dilingkungan RT 03 RW 12 dicemaskan dengan penyakit menular lainnya. Diantaranya penyakit demam berdarah (DBD) dan Cikungunya.
Kedua penyakit yang menghantui kecemasan masyarakat ini beralasan, karena saat ini dilingkungannya telah ada satu orang terjangkit DBD (Bayi 3 bulan) dan empat orang terkena gejala yang menyerupai Cikungunya.
“Ke empat orang warga ini mengalami kaku susah bergerak, nyeri persendian seperti gejala umum orang yang terkena penyakit Cikungunya. Sementara yang satu orang bayi berumur 3 bulan positif DBD, yang saat ini di rawat di RSUD Dokter Slamet Garut,” kata Tardi Surya Hidayat ketua RW 12 Kelurahan Suci Kaler, Selasa (26/12/2021).
Pihak RW pun telah mengabarkan peristiwa ini ke Kelurahan, dan pihak kelurahan telah memberitahukan hal ini ke puskesmas.
Selain mengabarkan informasi ke Kelurahan dan menunggu penanganan dari puskesmas, sementara untuk tindakan preventif, pihak RW bersama masyarakat melakukan penyemprotan disinfektan agar terhindar dari penyakit lain, terutama Covid-19.
Tak lama menerima kabar adanya peristiwa ini, pihak puskesmas didampingi bidan desa/kelurahan langsung meninjau lokasi.
Selain meninjau warga yang sakit, pihak perwakilan puskesmas dan bidan desa/kelurahan menghimbau agar masyarakat meningkatkan kesadaran kesehatan lingkungan. Seperti lingkungan rumah yang bersih dari sampah, rumah cukup ventilasi udara dan cahaya, juga membenahi genangan air yang dimungkinkan nyamuk bersarang, dan menjadi salah satu sarang penyakit.
Ketua RW dan masyarakat menginginkan selokan yang bersumber dari sungai Cigulampeng itu ditutupi.
Selain untuk menghindari penyakit yang bersumber dari nyamuk, selokan tersebut juga menimbulkan bau, karena bersumber dari sungai yang teraliri limbah kulit.
Selain itu, jika selokan tertutupi oleh beton, bisa dipakai sebagai jalan untuk menuju ke tempat pemakaman. Karena saat ini, masyarakat kesulitan akses jalan yang sempit menuju ke pemakaman, seandainya ada warga masyarakat yang meninggal dunia.
Cucu Kurniadin salah seorang LPM Kelurahan Suci Kaler mengatakan, pihaknya mendorong keinginan masyarakat agar selokan tersebut tertutupi agar terhindar dari bau, juga dapat meminimalisir dampak penyakit yang akan ditimbulkan air selokan.
“Saya berharap agar pemerintah daerah Kabupaten Garut agar dapat segera menindaklanjuti keinginan masyarakat tersebut. Karena, jika mengandalkan keuangan yang bersumber dari Kelurahan tidak akan memadai untuk kegiatan tersebut,” kata Cucu.
Cucu juga meminta pemerintah bergerak cepat untuk mengantisipasi hal serupa dikemudian hari, selain meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. Pemerintah juga diminta membenahi akar persoalan, diantaranya menutup saluran air.
Karena selain untuk mencegah nyamuk berkembang biak, saluran air yang bersumber dari irigasi sungai Cigulampeng juga menimbulkan bau menyengat. Karena, sungai tersebut teraliri sebagian limbah cair dari pengolahan kulit diatasnya, ungkap Cucu. (Ridwan)