WARTASATU.CO , GARUT – Pasien covid yang sedang dalam penanganan Rumah Sakit dr. Slamet Garut yang ditempatkan di Gedung eks BKKBN dipindahkan ke rumah sakit Medina.
Peristiwa pemindahan pasien Covid ini karena tidak tersedia nya air bersih di gedung yang diperbantukan untuk menampung pasien Covid di Kabupaten Garut tersebut, Rabu (04/11/2020).
Mengetahui adanya pasien Covid yang dipindahkan ke rumah sakit Medina, karena di gedung eks BKKBN tempat perawatan semula tidak tersedia air bersih, membuat sejumlah pertanyaan bagi Asep Mulyana anggota DPRD Kabupaten Garut.
Dikatakan Asep Mulyana, dirinya merasa heran kenapa gedung yang dipakai untuk pasien Covid ini bisa terjadi tidak tersedia air.
Apakah sedang ada gangguan pada sistem jaringan air bersih atau memang pengelola gedung atau satuan tugas penanganan Covid tidak membayar biaya air ke gedung eks BKKBN tersebut. Sehingga air bersih yang seharusnya mampu melayani pasien Covid tidak tersedia.
“Saya heran, kenapa hal ini bisa terjadi. Apakah memang jaringan air sedang rusak atau ada gangguan, apa memang pengelola atau satuan tugas penanganan Covid tidak mampu bayar air,” ucap Asep Mulyana Legislator DPRD Dapil I Garut.
Anggota DPRD dari Fraksi Gerindra inipun menganggap persoalan ketidak tersediaan air di tempat yang seharusnya dapat merawat pasien Covid menjadi salah satu contoh tidak baiknya perencanaan penanganan COVID-19 pada Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, sebagai stake holder utama penanganan Pandemi Covid-19 di Kabupaten Garut.
Asep Mulyana menambahkan, informasi yang masuk kepadanya ada sekitar 30 pasien Covid yang ditempatkan di Gedung eks BKKBN.
Tanggapan Dinas Kesehatan
Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut melalui dr. Leli Yuliani selaku Sekretaris Dinas, ketika di konfirmasi media ini melalui aplikasi pesan, perihal pemindahan pasien ke rumah sakit Medina, karena di gedung perawatan eks BKKBN tidak tersedia air pun membenarkannya.
“Betul,” jawab singkat dr. Leli Yuliani Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut kepada media ini.
Saat dr. Leli Yuliani Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut ditanya apa penyebab tidak tersedianya air di gedung eks BKKBN yang dipakai perawatan pasien Covid, dan dimintai tanggapan terkait persoalan ketidak tersediaan air di tempat itu sebagai tanggung jawab dinkes.
Maupun dimintai tanggapan, adanya statemen anggota DPRD yang menyatakan ketidak tersediaan air itu sebagai salah satu contoh ketidak profesionalan dan tidak baiknya perencanaan di Dinkes, dr. Leli Yuliani menjawab “Sebentar ya, saya masih rapat,” singkat Sekretaris Dinkes.
Hingga berita ini dimuat dr. Leli Yuliani selaku Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut belum lagi memberikan keterangannya. (Ra)