20.9 C
Garut
Minggu, September 8, 2024

Makna Pemuda Dimata Ketua KNPI Kadungora

Jangan Lewatkan

WARTASATU.CO, GARUT – Fenomena remaja yang terjadi menunjukkan bahwa adanya degradasi moral yang saat ini dialami oleh bangsa Indonesia.

Ketua DPK KNPI Kadungora M Nanang H.A  mengatakan degradasi moral generasi muda harus tercegah dalam menghadapi kemajuan teknologi agar tetap mampu mempunyai kepribadian Bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila.

“Masa depan suatu bangsa sesungguhnya dipegang oleh para pemudanya tak lain merupakan masyarakat yang berada pada usia remaja, maka dari itu, penting sekali bangsa ini untuk meningkatkan kualitas para pemudanya untuk Indonesia yang lebih baik,” katanya, Rabu (28/10/2020).

Menurut dia, budaya gotong royong adalah pondasi dalam bermasyarakat, termasuk sistem ekonomi kekeluargaan menjadi sebuah karakter ke pribadian Bangsa Indonesia.

Sambung Nanang, Hal yang menyebabkan terjadinya degradasi moral ini, karena adanya globalisasi yang semakin masuk ke Indonesia.

“Dengan adanya globalisasi seharusnya bisa meningkatkan moral masyarakatnya, jika diimbangi dengan pengetahuan dan tindakan preventif yang kuat dari masyarakat itu sendiri,” ujarnya.

Kang Ramlan Koordinator ODESA Garut juga menyoroti telah terjadi fenomena degradasi moral generasi muda akibat kurang bisa menyaring budaya mana saja yang baik sesuai dengan budaya leluhur Bangsa Indonesia.

“Budaya hedonisme atau suka jalan-jalan dengan perilaku konsumtif. Budaya ini seiring berjalannya waktu semakin disukai oleh remaja Indonesia. Mereka lebih suka untuk berjalan-jalan atau hang out bersama teman-temannya sehingga lupa akan lingkungannya sendiri,” katanya.

Kang Ramlan mengajak pada generasi muda terlebih pada mahasiswa untuk kembali ke desa belajar dengan mengajar di desa. Kelas menengah itu, sebut Ramlan, cepat atau lambat akan mengalami problem keterasingan

“Kelak bekerja gaji gede juga akan merasa terasing kalau tiada kemampuan urusan lingkungan, apalagi menyangkut kemanusiaan, sangat menderita kalau tahu ada masalah tapi tak bisa mengubah keadaan,” ujar Nanang.

Menurut Ramlan, belajarlah di odesa dan Pemuda Peduli CMI dengan praktik mengatasi masalah. Masalah orang kecil memang tidak ada yang besar, tapi kalau tak punya pengalaman, kata Ramlan, tetap saja jadi gagap dan sering memilih menghindari masalah ketimbang menghadapi masalah.

“Bertemulah dengan orang kelas intelektual
tapi yang organik,yang mau mengurus rakyat kecil bukan intelektual jago nongkrong di kantor. Belajarlah mengurus anak-anak petani, belajar bertani sekalipun tidak akan menjadi petani.semua akan membentuk pengetahuan dan yang lebih penting keberanian,” tandasnya.

Beruntung ada  tokoh pemuda dan M fadhilah S.Pd. selaku guru profesional yang mau turun langsung ke kelas Alam terbuka, juga yang mau mendermakan ilmu dan waktunya, dari pada plonga-plongo dikota mending menata di desa kan??,” pungkas Koordinator ODESA Kang Ramlan. (Tadz)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Warta Terkini