Wabup Garut Dorong Kerajinan Bambu Selaawi “Naik Kelas” Saat Milangkala Desa Mekarsari ke-42

oleh -0 Dilihat
oleh

Warta Satu – Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, menghadiri acara Pasar Pasisian Leuweung sekaligus peringatan Milangkala Desa Mekarsari ke-42 yang digelar di Lapangan Kontes Kicau Burung, Desa Mekarsari, Kecamatan Selaawi, Sabtu (20/12/2025).

‎Acara ini dihadiri oleh Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Cece Yusuf, serta Asisten Deputi Desa dan Perdesaan Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Suwatin.

‎Wakil Bupati Garut, Putri Karlina menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap kreativitas warga Desa Mekarsari. Ia mengungkapkan pengalaman pribadinya yang menggunakan produk kerajinan bambu Selaawi untuk dekorasi pernikahannya yang menuai banyak pujian.

Baca Juga :  AP3KI Bersama FP3 Beraudiensi ke DPRD Garut Pertanyakan Kejelasan Pengangkatan P3K


‎”Saya titip kepada Pak Kadis Indag ke Dinas Pariwisata tolong dibantu mereka supaya kemampuannya meningkat. Jadi harus banyak dikasih tau mana pelatihan-pelatihan, atau mana upgrading skill untuk para pengrajin bambu supaya nilai hasil kerajinannya naik kelas,” ujar Wabup Garut.

‎Putri Karlina juga menambahkan bahwa pihaknya telah mencatat Kecamatan Selaawi sebagai prioritas pengembangan pariwisata berbasis kerajinan bambu di masa depan.

‎Dukungan senada datang dari Asisten Deputi Desa dan Perdesaan Kemenko Pemberdayaan Masyarakat, Suwatin. Ia mengungkapkan fakta membanggakan bahwa 7 desa di Kecamatan Selaawi termasuk Desa Mekarsari, masuk dalam 30 Kawasan Pedesaan Prioritas Nasional dari total 75.000 desa di Indonesia.

‎”Jadi di antara 75 ribu desa di Indonesia, Mekarsari dan 7 desa lainnya di Kecamatan Selaawi ini termasuk di satu dari 30 kawasan pedesaan prioritas,” kata Suwatin.

‎Sementara itu, Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Kemendes PDT, Cece Yusuf, menekankan pentingnya pelestarian alam melalui penanaman bambu (awi). Mengutip filosofi Sunda “Gunung kudu diawian, lengkob kudu dibalongan, Lebak kudu disawahan”, ia mengajak warga menjaga kelestarian lingkungan demi kesejahteraan jangka panjang.

Baca Juga :  Desa Suci Karangpawitan Gelar Rembuk Stunting: Wujud Komitmen Cegah Generasi Gagal Tumbuh


‎”Dalam tradisi Sunda pemahaman mengenai tata ruang jauh lebih bersifat filosofis, pepatah tadi gunung kudu diawian, legok kudu dibalongan, petak kudu disawahan sebagai bagian tertinggi dari filosofi yang harus kita wujudkan dalam menjaga kelestarian,” tuturnya.

‎Kepala Desa Mekarsari, Ajie Nugraha, menjelaskan bahwa acara ini terselenggara berkat gotong royong warga meskipun dengan dana desa yang terbatas di akhir tahun.

‎Ia melaporkan bahwa Desa Mekarsari telah melaksanakan penanaman 7 hektar bambu di tanah carik desa dan tanah negara melalui bantuan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat.

‎”Di akhir kegiatan kami akan mengadakan yang namanya RT RW Award sebagai bentuk apresiasi dari pemerintahan desa kepada RT RW sebagai pejuang warga dari paling bawah insha Allah akan kami apresiasi meskipun tidak sebanding dengan perjuangan para RT RW,” pungkas Ajie. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *