Wartasatu – Tidak sekadar duduk manis di ruang dewan, H. Iman Alirahman, Anggota DPRD Kabupaten Garut dari Fraksi Partai Golkar, kembali membuktikan komitmennya sebagai wakil rakyat sejati.
Melalui kegiatan reses Masa Sidang III Tahun 2025, Iman blusukan langsung ke dua kelurahan: Margawati dan Sukanegla, wilayah strategis di jantung Kecamatan Garut Kota.
Digelar pada Jumat (4 Juli 2025), kegiatan ini disambut antusiasme tinggi dari warga. Dua lurah setempat juga hadir langsung, mendampingi puluhan masyarakat yang tampak semangat menyampaikan keluhan, ide, dan kebutuhan yang selama ini belum tersampaikan secara formal.
“Saya hadir di sini bukan cuma sebagai anggota DPRD, tapi sebagai sahabat yang siap mendengar dan memperjuangkan langsung aspirasi dari lapangan,” tegas Iman, disambut tepuk tangan meriah dari warga yang memenuhi aula kelurahan.
Bukan Sekadar Reses, Tapi Aksi Nyata
Iman menegaskan bahwa reses bukan hanya agenda formal tahunan, tapi momentum sakral untuk menyambungkan aspirasi rakyat ke meja pengambilan kebijakan. Ia bahkan membawa kabar gembira yang langsung bikin warga senyum sumringah.
“Insyaallah, perbaikan jalan sepanjang 3,5 kilometer di wilayah ini akan tuntas tahun ini. Kita akan pastikan itu jadi kenyataan,” ujarnya dengan nada optimistis.
Jalan rusak memang menjadi salah satu keluhan utama warga di Margawati dan Sukanegla, terutama karena jalur tersebut menjadi penghubung ekonomi, pendidikan, dan aktivitas sosial warga sehari-hari.
Fokus ke Pertanian dan Pendidikan Keagamaan
Selain infrastruktur jalan, Iman juga menyoroti dua sektor penting lainnya yang jadi fondasi kesejahteraan masyarakat Garut: pertanian dan pendidikan keagamaan.
Ia mengungkapkan bahwa wilayah Kelurahan Muarasanding, yang juga termasuk dalam basis dukungan konstituennya, masih membutuhkan jaringan irigasi yang optimal untuk mendukung produktivitas para petani.
“Kita tidak bisa bicara kedaulatan pangan lokal kalau irigasi di tingkat petani masih terbengkalai. Ini harus jadi perhatian khusus,” jelas Iman.
Tak hanya itu, pendidikan moral dan spiritual juga jadi sorotan. Ia menyatakan bahwa pembangunan sarana pendidikan keagamaan yang representatif harus terus didorong agar anak-anak Garut bisa tumbuh tidak hanya cerdas intelektual, tapi juga kuat secara akhlak.
“Generasi hebat lahir dari pondasi iman yang kuat. Makanya pesantren, madrasah, dan lembaga pendidikan agama lainnya harus terus kita dukung,” tambahnya.
APBD Rp4,9 Triliun: Rakyat Harus Rasakan Manfaatnya
Iman juga menyoroti angka penting: APBD Kabupaten Garut tahun 2025 yang mencapai Rp4,9 triliun. Ia menegaskan bahwa angka ini bukan hanya deretan digit dalam dokumen, tapi harus menjadi alat untuk meningkatkan kualitas hidup rakyat.
“Anggaran sebesar itu harus tepat sasaran. Jangan sampai ada kelurahan yang merasa dianaktirikan, terutama mereka yang menjadi kantong suara masyarakat. Keadilan dalam distribusi anggaran harus ditegakkan,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa sebagai anggota dewan, tugasnya adalah mengawal agar setiap rupiah dalam APBD benar-benar menyentuh kebutuhan rakyat, mulai dari infrastruktur, ekonomi, hingga pendidikan.
Sinergi dan Gotong Royong: Kunci Sukses Pembangunan
Kegiatan reses ini ditutup dengan pesan kuat soal pentingnya sinergi antara legislatif, eksekutif kelurahan, dan masyarakat. Iman menyampaikan bahwa pembangunan tidak akan berjalan tanpa kolaborasi.
“Kami di dewan akan terus berjuang dari atas. Tapi warga juga harus terus bersuara dari bawah. Ketika aspirasi dan kebijakan bertemu di tengah, itulah pembangunan yang sesungguhnya,” katanya.
Lurah Margawati dan Lurah Sukanegla pun menyampaikan apresiasi tinggi atas kepedulian dan komitmen H. Iman Alirahman yang tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga membawa solusi nyata bagi persoalan di wilayah mereka.
Politik Itu Dekat, Bukan Jauh
Kehadiran H. Iman Alirahman di tengah masyarakat membuktikan bahwa politik bisa menjadi alat perubahan nyata, selama dijalankan dengan nurani, kedekatan, dan keberanian untuk turun ke lapangan.
Di era di mana banyak pejabat lebih sibuk dengan citra digital, Iman justru memilih mendengar langsung dari warga, mendokumentasikan keluhan dengan tinta nyata, dan menjanjikan perubahan yang terukur.
Dan buat warga Garut, ini bukan sekadar janji, tapi awal dari perjuangan yang terus berjalan. (***)