Warta Satu – Pernah dengar nasihat orang tua dulu: “Kalau masak pakai kuali besi, makanannya lebih sehat”? Ternyata itu bukan sekadar mitos warisan nenek moyang.
Sains modern membuktikan, memasak dengan panci besi memang bisa meningkatkan kadar zat besi dalam makanan.
Efeknya mungkin terlihat sepele, tapi bisa berdampak besar buat kesehatan, terutama dalam mencegah anemia yang masih jadi masalah gizi di banyak negara, termasuk Indonesia.
Gimana Bisa?
Saat kita memasak, panas dan proses kimia di dalam panci besi bikin sebagian kecil ion besi ikut larut ke dalam makanan. Ion inilah yang kemudian terserap tubuh sebagai tambahan asupan mineral.
Uniknya, jumlah zat besi yang masuk ke makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor:
- Jenis makanan : makanan bertekstur asam seperti tomat, cuka, atau sayur asam bisa menarik lebih banyak zat besi dari panci.
- Durasi memasak : makin lama dimasak, makin banyak ion besi yang terlarut.
- Kadar kelembapan : masakan berkuah cenderung menyerap zat besi lebih tinggi dibanding makanan kering.
Beberapa studi internasional menunjukkan hasil yang cukup mengejutkan.
Peneliti dari Journal of the American Dietetic Association menemukan, saus tomat yang dimasak di panci besi mengandung hingga beberapa miligram zat besi lebih tinggi dibandingkan saus yang dimasak di panci stainless steel.
Studi lapangan di India dan Afrika, daerah dengan angka anemia tinggi, membuktikan penggunaan panci besi sehari-hari bisa membantu menurunkan risiko kekurangan zat besi pada anak-anak.
WHO bahkan sempat merekomendasikan penggunaan peralatan masak berbahan besi sebagai salah satu cara murah dan sederhana mengatasi masalah anemia global.
Kenapa Zat Besi Itu Penting?
Zat besi adalah komponen utama pembentuk hemoglobin, yaitu protein dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Kalau tubuh kekurangan zat besi, akibatnya bisa fatal:
- Mudah lelah dan lemas.
- Pucat dan sering pusing.
- Konsentrasi menurun, terutama pada anak sekolah.
- Pada jangka panjang bisa mengganggu perkembangan otak dan daya tahan tubuh.
Makanya, tambahan zat besi dari makanan sehari-hari, meskipun sedikit, bisa sangat berarti untuk kesehatan jangka panjang.
Apakah Aman?
Jawabannya: aman banget, selama digunakan dengan benar. Jumlah zat besi yang larut dari panci biasanya dalam kadar kecil, cukup untuk tambahan gizi tapi tidak berlebihan.
Tapi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Jangan berlebihan masak makanan asam lama-lama, karena bisa bikin makanan terasa agak metallic (berasa logam).
- Rawat panci besi dengan baik: pastikan tidak berkarat, karena karat yang menumpuk bisa memengaruhi kualitas makanan.
- Kondisi khusus: bagi orang dengan penyakit kelebihan zat besi (hemochromatosis), penggunaan panci besi perlu konsultasi dokter.
Dapur Lokal, Khasiat Global
Di banyak daerah pedesaan Indonesia, panci besi atau kuali tradisional sudah jadi bagian hidup sehari-hari sejak lama.
Mungkin dulu mereka tidak tahu soal istilah “ion besi” atau “hemoglobin”, tapi mereka percaya makanan dari panci besi lebih bergizi. Kini, penelitian modern justru menguatkan apa yang diyakini leluhur.
Dengan kata lain, kadang kearifan lokal sudah menemukan cara sehat sejak dulu, hanya butuh sains untuk menjelaskannya.
Masak pakai panci besi bukan cuma nostalgia dapur jadul, tapi juga strategi sederhana meningkatkan asupan zat besi.
Meski tidak bisa menggantikan makanan kaya zat besi seperti daging merah, hati ayam, atau sayuran hijau, tambahan mineral dari panci besi tetap punya peran penting dalam menjaga kesehatan.
Jadi, kalau di rumah masih ada panci besi peninggalan orang tua, jangan buru-buru dibuang. Bisa jadi itu “alat masak underrated” yang diam-diam jadi penyelamat gizi keluarga. (***)