Desa Suci Karangpawitan Gelar Rembuk Stunting: Wujud Komitmen Cegah Generasi Gagal Tumbuh

oleh
oleh
Desa Suci Karangpawitan Gelar Rembuk Stunting

Warta Satu — Aula Desa Suci, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, jadi saksi berlangsungnya Sosialisasi Rembuk Stunting yang digelar pemerintah desa bersama masyarakat.

Agenda ini bukan sekadar forum diskusi biasa, tapi bagian penting dari perencanaan RKPDes (Rencana Kerja Pemerintah Desa) Tahun 2025, yang tujuannya memastikan pembangunan desa nggak hanya fokus pada infrastruktur, tapi juga menyentuh isu krusial: kesehatan dan pencegahan stunting.

Apa Itu Rembuk Stunting?

Rembuk Stunting merupakan forum partisipatif yang melibatkan berbagai elemen: pemerintah desa, kelembagaan desa, tokoh masyarakat, kader kesehatan, PKK, Babinsa, Babinmas, perwakilan rumah sakit, hingga RW/RT serta warga Desa Suci secara umum.

Baca Juga :  Perumda Air Minum Tirta Raharja Kabupaten Bandung Raih WTP Berdasarkan HPL Tahun 2024

Tujuan utamanya adalah:

  • Membahas kondisi nyata stunting di Desa Suci.
  • Mengidentifikasi penyebab dan faktor risikonya.
  • Merumuskan langkah-langkah konkret untuk dituangkan dalam dokumen perencanaan desa.

Dengan kata lain, forum ini jadi ruang gotong royong antara pemerintah dan masyarakat agar program desa benar-benar relevan dengan kebutuhan warganya.

Stunting, Masalah Serius yang Harus Ditangani

Stunting bukan sekadar masalah anak yang tumbuh pendek. Lebih dari itu, stunting adalah tanda kekurangan gizi kronis yang berdampak ke perkembangan otak, kecerdasan, hingga produktivitas di masa depan.

Pemerintah Desa Suci sadar bahwa pembangunan nggak akan berarti kalau generasi penerusnya tumbuh dengan masalah kesehatan.

Karena itu, rembuk stunting tahun ini jadi bukti komitmen bahwa Desa Suci ingin membangun manusia yang sehat dan cerdas, bukan hanya jalan atau bangunan.

Baca Juga :  Kabupaten Ciamis Siap Jalankan Program Tiga Juta Rumah Untuk MBR.

Siapa Saja yang Hadir?

Acara ini dihadiri langsung oleh berbagai pihak, antara lain:

  • Camat Karangpawitan
  • Kepala Desa Suci
  • Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
  • Kapus Cempaka
  • Babinsa dan Babinmas
  • Perwakilan RSU Nurhayati
  • Pendamping Desa
  • PKK, kader kesehatan, serta seluruh ketua RW/RT di Desa Suci

Kolaborasi lintas sektor ini penting banget, karena pencegahan stunting memang nggak bisa dikerjakan satu pihak saja.

Komitmen Desa Suci

Dalam forum tersebut, pemerintah Desa Suci menegaskan bahwa RKPDes 2025–2026 harus mulai memprioritaskan strategi pencegahan stunting, mulai dari peningkatan gizi ibu hamil, pemantauan tumbuh kembang balita, hingga edukasi pola asuh keluarga.

Baca Juga :  Kabid Pendataan Bappenda Garut Klarifikasi Soal Pelayanan: Target Tercapai, Lapangan Tetap Jadi Prioritas

“Pembangunan di Desa Suci tidak hanya soal infrastruktur, tapi juga bagaimana menciptakan masyarakat yang sehat, sejahtera, dan punya generasi kuat. Melalui rembuk stunting ini, kita ingin mencari solusi yang berkelanjutan dengan melibatkan semua pihak,” ujar Kepala Desa Suci.

Harapan ke Depan

Lewat rembuk stunting, Desa Suci ingin memastikan bahwa RKPDES 2026 benar-benar berpihak pada kesehatan masyarakat.

Bukan cuma jargon, tapi diwujudkan dalam program nyata seperti:

  1. Pemberian makanan tambahan bergizi untuk ibu hamil dan balita.
  2. Edukasi pola makan seimbang di keluarga.
  3. Pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin.
  4. Penguatan peran kader posyandu di tiap RW/RT.

Harapannya, angka stunting di Desa Suci bisa terus ditekan, sehingga anak-anak desa punya kesempatan tumbuh sehat, pintar, dan produktif di masa depan.

Baca Juga :  Viral Saembara Pencurian di RM Syifa Karangpawitan, Dua Warga Cimurah Geram Dituduh Tanpa Bukti

Rembuk Stunting di Desa Suci jadi bukti bahwa pembangunan desa bukan hanya soal beton dan aspal, tapi juga soal manusia.

Dengan melibatkan semua pihak, Desa Suci menunjukkan komitmen kuat untuk melahirkan generasi yang sehat dan bebas dari ancaman stunting.

Kalau kata netizen zaman now, “infrastruktur penting, tapi SDM sehat itu investasi masa depan.” (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *