Dari Garut ke Panggung Nasional, Prof. KH Anwar Musaddad, Sang Arsitek Pendidikan Islam Modern Indonesia

oleh
oleh
K.H. Anwar Musadadd

Wartasatu – Di balik kemajuan pendidikan Islam di Indonesia, terdapat satu nama besar yang sering luput dari perbincangan generasi muda, Prof. KH Anwar Musaddad.

Siapa sangka, seorang kiai kampung asal Desa Ciledug, Kabupaten Garut, justru menjadi pionir lahirnya Universitas Islam Negeri (UIN) pertama di Indonesia.

Lahir pada 3 April 1910, beliau bukan hanya ulama terkemuka di tanah Sunda, tapi juga sosok revolusioner dalam dunia pendidikan tinggi Islam Nusantara.

Dari Langgar Kecil ke Panggung Akademik

Anwar Musaddad tumbuh di lingkungan religius khas pedesaan Jawa Barat. Sejak kecil, ia sudah akrab dengan kitab kuning dan lantunan ayat suci di langgar desa.

Namun, yang membedakannya adalah semangat intelektual yang luar biasa. Ia tak puas hanya jadi pengajar kitab — beliau ingin membawa pendidikan Islam ke tingkat yang lebih ilmiah dan modern.

Visinya sederhana tapi revolusioner: membumikan ilmu agama ke dalam struktur pendidikan tinggi formal. Sebuah ide yang pada masanya dianggap “liar” dan sulit diwujudkan, tapi beliau buktikan dengan langkah konkret.

 Merancang UIN Pertama: Pendidikan Agama Bukan Hanya untuk Santri

Salah satu warisan terbesar Anwar Musaddad adalah perannya sebagai pencetus berdirinya Universitas Islam Negeri pertama di Indonesia, yang saat itu masih bernama IAIN (Institut Agama Islam Negeri).

Dengan konsep pendidikan yang memadukan antara ilmu syariah dan pengetahuan umum, Anwar ingin menjembatani dunia pesantren dan kampus modern.

UIN bukan cuma jadi tempat belajar para santri, tapi juga jadi ruang dialog keilmuan antaragama, filsafat, sosiologi, bahkan ilmu politik Islam. Ini jadi langkah besar dalam menyatukan dua kutub keilmuan, tradisional dan rasional.

“Prof. KH Anwar Musaddad itu bukan cuma ulama. Beliau adalah intelektual organik yang tahu persis bahwa Islam harus hadir di ruang akademik, bukan cuma di mimbar dan pondok,” ujar Dr. Rini Suwandari, pakar pendidikan Islam kontemporer dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Baca Juga :  Naik Kereta ke Garut? Ini Bukan Sekadar Perjalanan, Tapi Healing Visual yang Bikin Candu!

Gelar Profesor dan Jejak Ilmiah yang Diakui

Tak berhenti sampai mendirikan institusi, Anwar Musaddad pun menyandang gelar Guru Besar, prestasi yang luar biasa bagi seorang kiai kampung di zamannya.

Ia banyak menulis makalah ilmiah tentang fiqh, hukum Islam, dan metode dakwah modern. Gaya dakwahnya inklusif, komunikatif, dan jauh dari dogmatisme, membuatnya disukai berbagai kalangan, dari akademisi sampai rakyat kecil.

Gaya Kepemimpinan, Tegas tapi Lembut, Tradisional tapi Visioner

Di dunia pesantren, Anwar dikenal sebagai kiai karismatik yang tegas tapi rendah hati. Di dunia akademik, ia dihormati sebagai pemikir besar yang tetap merendah.

Beliau bisa bicara tentang hukum Islam di depan pejabat negara, tapi tetap santai ngobrol tentang pertanian dengan petani di kampungnya.

Inilah yang membuatnya unik: memadukan kedalaman spiritual dengan ketajaman intelektual.

Legacy yang Harus Dikenang (dan Diteruskan)

Kini, di tengah derasnya arus digitalisasi dan e-learning, sosok seperti Prof. KH Anwar Musaddad justru makin relevan. Ia mengajarkan bahwa pendidikan Islam tidak boleh hanya menjadi pelajaran wajib di sekolah, tapi harus menjadi sistem yang membentuk karakter, logika berpikir, dan tanggung jawab sosial.

Sayangnya, tak banyak anak muda Gen Z yang mengenal namanya. Padahal, warisannya ada di setiap UIN yang kini tersebar dari Aceh hingga Papua.

Jangan Asal Viral, Tapi Juga Kenali Tokoh Lokal

Di tengah tren selebgram dan konten viral, kisah hidup Prof. KH Anwar Musaddad jadi pengingat bahwa pengaruh besar tidak selalu datang dari kota besar atau panggung TV nasional.

Kadang, perubahan dimulai dari desa kecil, dari orang-orang yang punya mimpi besar dan konsisten membangunnya lewat ilmu. Jadi, kapan terakhir kali kamu belajar sejarah tokoh besar dari daerahmu sendiri? (***)

Baca Juga :  Besti 2025 Disediakan 140 Kuota Dibuka Mulai 15-20 Februari 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *