Bukan Cuma Kripto, Koin Soekarno Tahun 50-an Kini Jadi “Emas” Baru di Kalangan Investor Muda

oleh
oleh
Uang Koin Soekarno

Wartasatu – Investasi zaman now nggak melulu soal saham, reksadana, atau kripto. Di tengah arus digital yang makin kencang, tren unik mulai mencuat: numismatik alias koleksi uang kuno kini jadi primadona baru di kalangan Gen Z dan milenial.

Salah satu yang lagi diburu habis-habisan? Uang logam bergambar Presiden Soekarno, terutama edisi tahun 1951 dan 1959.

Kalau biasanya anak muda berlomba investasi lewat aplikasi trading, kini tak sedikit yang “comeback” ke benda klasik bersejarah yang dulunya cuma dikira barang antik biasa.

Koin bergambar Sang Proklamator ternyata punya nilai lebih dari sekadar logam. Aura patriotisme, nilai sejarah, kelangkaan, dan estetika desain jadi magnet utama para kolektor dan investor muda.

Bukan Cuma Hobi, Ini Portofolio Investasi

Adalah Rahma (23), seorang pebisnis muda asal Bandung, yang kini menaruh sebagian modal investasinya pada koin langka. Awalnya iseng beli satu dua di marketplace lelang daring, kini ia serius menekuni dunia koleksi koin kuno dengan potensi cuan yang ternyata nggak main-main.

“Awalnya karena suka desainnya yang klasik. Tapi pas saya cari tahu lebih dalam, ternyata nilainya bisa naik berkali-kali lipat. Sekarang saya rutin ikut lelang online, lalu saya bersihkan, verifikasi keasliannya, dan jual ulang. Lumayan banget!” ujar Rahma saat diwawancarai.

Menurutnya, koin Soekarno bukan hanya punya daya tarik historis, tapi juga punya ekosistem pasar sendiri, mulai dari komunitas kolektor hingga pelelangan internasional. Beberapa koin bahkan laku sampai jutaan rupiah tergantung kondisi, tahun cetak, dan kelangkaannya.

Kenapa Koin Soekarno Bisa Sekeren Itu?

Ada beberapa alasan kenapa koin lawas bergambar Soekarno ini jadi primadona:

Nilai Sejarah Tinggi
Koin tahun 1951 dan 1959 adalah saksi sejarah pasca kemerdekaan Indonesia, masa transisi ekonomi dan simbol kedaulatan negara. Punya koin ini serasa punya “fragmen” kecil dari era Soekarnoisme.

Baca Juga :  Ciamis, Surga Camilan Tradisional yang Terus Berkembang

Desain Klasik nan Estetik
Motif wajah Bung Karno dan aksen artistik khas zaman itu bikin koin ini punya nilai seni tersendiri. Cocok buat yang punya selera vintage dan nasionalis.

Jumlah Terbatas & Sulit Dicari
Nggak seperti uang modern yang dicetak massal, koin-koin ini hanya dicetak terbatas. Artinya, makin lama makin langka dan makin mahal.

Naik Daun karena TikTok & Instagram
Banyak konten kreator yang mulai mengulas koin kuno bikin anak muda ikut penasaran dan tertarik. Beberapa bahkan viral karena membandingkan harga koin dengan logam mulia atau crypto.

Dari Dompet Tua ke Etalase Investasi
Koleksi koin yang dulunya cuma ditemukan di dompet nenek atau dus sepatu tua di lemari, kini bisa jadi aset dengan nilai puluhan bahkan ratusan juta.

Bahkan menurut data dari beberapa komunitas numismatik nasional, minat anak muda terhadap koleksi koin meningkat hampir 60 persen dalam dua tahun terakhir.

Bahkan, sejumlah marketplace kini membuka kategori khusus numismatik dan menyediakan jasa lelang koin, lengkap dengan sertifikasi dan sistem grading (penilaian kualitas koin).

Tips Buat Kamu yang Mau Nyemplung ke Dunia Koin

Rahma dan beberapa kolektor lain membagikan tips buat Gen Z yang ingin mulai investasi di koin kuno:

  • Lakukan riset dulu sebelum beli. Cek tahun cetak, kondisi fisik, dan bahan logamnya.
  • Beli dari penjual terpercaya atau ikut komunitas kolektor biar nggak ketipu.
  • Simpan koin di tempat aman, hindari karat dan goresan.
  • Dokumentasikan dan uji keasliannya, bisa lewat komunitas atau aplikasi khusus numismatik.

“Ini bukan hanya soal duit, tapi juga soal menjaga sejarah. Anak muda sekarang bisa belajar patriotisme lewat cara yang keren dan modern,” tambah Rahma.

Baca Juga :  Dealer Trijaya Motor Pagaden Adakan Gebyar Akbar Hadiah Undian

Dari Simbol Kemerdekaan Jadi Simbol Investasi Anak Muda

Koin Soekarno bukan cuma logam jadul, tapi bukti bahwa investasi bisa datang dari tempat yang tak terduga. Dan anak muda sekarang semakin paham bahwa “cuan” tak selalu datang dari tren digital, tapi juga dari menghargai jejak masa lalu.

Jadi, daripada uang recehmu cuma disimpan di celengan ayam, kenapa nggak mulai cari koin Soekarno dan jadikan bagian dari portfolio investasimu?

Karena seperti kata Bung Karno: “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah.” Dan siapa tahu, dari sejarah itu pula kamu bisa jadi tajir. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *