29.7 C
Garut
Jumat, Maret 29, 2024

Belum Lama di Bangun Jalan di Desa Cikondang Cisompet Seolah Tak Berbekas, Warga : Saya Tak Tahu Harus Ngadu Kemana

Jangan Lewatkan

WARTASATU.CO , GARUT – Ironi, adalah kata yang layak disematkan pada salah satu pelaksanaan pembangunan di kabupaten garut.

Gaung pembangunan yang sangat keras disuarakan oleh pemerintah daerah yang diperuntukan demi tercapainya Visi dan Misi Kabupaten Garut, sepertinya telah sirna bagi sebagian harapan masyarakat di Kecamatan Cisompet, tepatnya di Desa Cikondang.

Masyarakat Desa Cikondang yang selama ini mendambakan akses jalan yang baik dan layak untuk rutinitas kehidupan, rupanya harus menerima kenyataan pahit dan kekecewaan.

Pasalnya, pembangunan jalan antara kampung Darmaga-kampung Negla di Desa Cikondang tak bertahan lama.

Padahal menurut salah satu tokoh pemuda setempat yang bernama Aceng Ahmad, pengerjaan proyek pembangunan jalan tersebut baru selesai berjalan 3 bulan.

“Saya tak tahu harus mengadu kemana kepada siapa, jalan yang baru saja dibangun sudah tidak ada jejaknya, padahal belum 3 bulan dibangun,” ungkap Aceng, Rabu (24/03/2021).

Terkait tak adanya papan informasi kegiatan/proyek, Aceng juga menyesalkannya. Karena menyulitkan masyarakat untuk melakukan sosial kontrol.

Padahal pembuatan dan pemasangan papan informasi kegiatan PUPR juga ada anggarannya dan tertera dalam situs SIRUP LKPP.

Menurut data yang dihimpun dari SIRUP LKPP Dinas PUPR Kabupaten Garut, nampak beberapa pengadaan/program kegiatan pengerjaan, maupun pengadaan bahan perbaikan jalan yang ada di Desa Cikondang, ironisnya pembangunan jalan ini nampak seperti yang belum ada sentuhan pembangunan sedikitpun, ujar Aceng.

Keterangan : Kondisi Jalan di Desa Cikondang.

“Ini bukti bahwa pengerjaan pembangunan jalan di sinyalir asal-asalan, tidak ada papan proyek, tidak jelas siapa pemenang tender dan siapa pelaksananya. Terus terang kami sebagai masyarakat sangat kecewa dengan kondisi jalan yang seperti ini,” ujar Aceng.

Aceng juga menuturkan, bahwa pembangunan jalan ini dikerjakan di tahun 2020, akan tetapi Aceng tidak mengetahui dengan jelas dari mana anggaran ini berasal, apakah dari APBD kabupaten Garut atau APBD provinsi.

“Saya tidak tahu ini APBD Garut atau Provinsi, tetapi kami sudah sepakat dengan masyarakat yang lain untuk melaporkan kejadian ini kepihak aparat penegak hukum, supaya jelas dan tidak ada lagi kejadian seperti ini. Namun, jika merujuk pada website SIRUP LKPP, program ini di danai anggaran APBD,” beber Aceng.

“Saya yakin ini memakai anggaran Negara, yang sekecil apapun harus dipertanggungjawabkan,” imbuh Aceng dengan nada kesal.

Aceng juga mempertanyakan fungsi pengawasan yang melekat pada dinas terkait sebagai pemilik program kegiatan. Bahkan, ada anggaran pengawasan program/proyek di pelaksanaannya yang anggarannya terpisah dengan anggaran pelaksanaan program/proyek.

“Saya bersama masyarakat juga mempertanyakan pengawasan terkait proyek tersebut. Dimana diketahui ada anggaran pengawasan pada kegiatan tersebut di SIRUP LKPP yang terpisah dari anggaran kegiatan/program,” terangnya.

“Selayaknya kami sebagai masyarakat berterima kasih kepada pemerintah yang telah beritikad baik dalam pemerataan pembangunan ke daerah pelosok, seperti Desa Cikondang. Namun, pembangunan ini koq seperti ini kualitasnya,” pungkas Aceng Ahmad.

Sementara itu, saat dimintai tanggapannya, baik kepala desa Cikondang maupun kepala dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Garut, hingga berita ini dimuat belum memberikan respon. (Ridwan)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Warta Terkini