PII Garut Gelar Seminar Pendidikan Karakter dan Pembukaan Supercamp Leadership

oleh -0 Dilihat
oleh

WartaSatu.Co — Pengurus Daerah Pelajar Islam Indonesia (PD PII) Kabupaten Garut menyelenggarakan Seminar Naskah Akademik Peraturan Daerah Kabupaten Garut tentang Pendidikan Karakter Berbasis Integrasi Pancasila,Islam–Sunda pada Kamis,25 Desember 2025. Kegiatan ini bertempat di Gedung R.A. Lasminigrat Kabupaten Garut, dan diikuti oleh pelajar se-Jawa Barat dengan penuh antusiasme. Seminar tersebut dipandu oleh Dandi Ryadi, S.H. sebagai moderator.

Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini Lutfi Fahrul Rizal, S.Sy., M.H., Sekretaris Program Studi Hukum Tata Negara UIN Bandung,” dr. R. Wisnu Kusumawardana selaku Koordinator Wilayah SNKI Jawa Barat; serta Agung, Ketua PW PII Jawa Barat.

Ketua Umum PD PII Kabupaten Garut, Farell Syauqie Juliansyah, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari ikhtiar PII dalam membentuk pelajar Muslim yang cendekia dan berjiwa kepemimpinan.Menurutnya, pelajar diharapkan mampu berkontribusi bagi umat, bangsa, dan negara dalam menyongsong Visi Generasi Emas 2045.Ia juga menjelaskan bahwa seminar ini merupakan rangkaian dari kegiatan Supercamp Leadership Training yang akan berlangsung selama sepuluh hari.

Kegiatan ini berorientasi pada pencetakan kader pelajar yang berjiwa kepemimpinan agar mampu berkontribusi bagi Visi Generasi Emas 2045, ujarnya. Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa tantangan zaman menuntut pelajar untuk tetap idealis, adaptif, dan solutif tanpa meninggalkan nilai-nilai Islam.

Dalam pemaparan materi, Lutfi Fahrul Rizal menjelaskan bahwa seminar naskah akademik ini merupakan wacana yang dibangun oleh PD PII Kabupaten Garut periode 2025–2027 bersama Yayasan Madinatul Fadhilah Parahyangan. Wacana tersebut mengusung konsep pendidikan karakter yang mengintegrasikan Pancasila sebagai nilai dasar negara, Islam sebagai landasan moral, serta Sunda sebagai budaya lokal Jawa Barat yang patut diwariskan.

Menurut Lutfi, penyusunan naskah akademik Peraturan Daerah (Perda) Pendidikan sangat diperlukan untuk mengakomodasi kepentingan daerah dan kearifan lokal, meskipun proses pembentukannya telah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Dengan demikian, Perda yang dihasilkan dapat bersinergi dengan peraturan yang lebih tinggi. Ia juga menekankan bahwa pembentukan Perda harus disertai naskah akademik yang memiliki landasan yuridis, filosofis, sosiologis, dan aksiologis yang jelas.

Baca Juga :  Legislator F Gerindra DPRD Ir .Aep Dedi : Akan Ada Dinas Ekraf di Kabupaten Bandung

Selain itu,proses penyusunan Perda harus dilakukan secara transparan dan melibatkan partisipasi masyarakat agar, implementasinya tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari.Lutfi menambahkan bahwa Perda juga harus mampu menunjukkan ciri khas daerah serta mengakomodasi kepentingan lokal.Oleh karena itu, perbedaan kurikulum antar daerah dimungkinkan sebagai bagian dari otonomi daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.

Hal senada disampaikan oleh Koordinator Wilayah SNKI Jawa Barat, dr. R. Wisnu Kusuma wardana.Ia menegaskan pentingnya Perda tersebut dalam mengakomodasi wawasan kebudayaan Sunda ke dalam kurikulum pendidikan. Menurutnya,hal ini sejalan dengan peran SNKI sebagai lembaga yang bergerak di bidang kebudayaan, termasuk pelestarian benda dan naskah warisan budaya.

Lutfi Fahrul Rizal menyampaikan refleksi pribadinya terkait peran (PII). Ia mengungkapkan penyesalannya karena tidak pernah bergabung dengan (PII )saat masih bersekolah. Menurutnya, (PII) memiliki hidden curriculum yang tidak ditemukan di sekolah maupun organisasi lain. Meski demikian, ia bersyukur dapat bergabung dengan HMI sehingga tetap memperoleh nilai-nilai pengkaderan tersebut.

Ia juga menambahkan bahwa pendidikan formal tidak selalu menjamin kesuksesan. Menurutnya, jika sejak dahulu bergabung dengan (PII) ia mungkin telah mendapatkan jejaring dan pengalaman berharga yang tidak diperoleh di bangku sekolah maupun perguruan tinggi.Oleh karena itu, ia menilai pelajar yang saat ini mengikuti training PII merupakan pelajar yang beruntung karena akan merasakan manfaat besar di masa depan.

Apresiasi turut disampaikan oleh dr. R. Wisnu Kusumawardana yang menilai peran dan eksistensi pelajar sangat penting dalam mendorong peningkatan kualitas pendidikan dan kebudayaan, sejalan dengan misi lembaga yang dipimpinnya.

Sebagai informasi, Pelajar Islam Indonesia (PII) merupakan organisasi pelajar yang berdiri sejak tahun 1947 dan bergerak dalam pembinaan keislaman, keilmuan, serta kepemimpinan pelajar di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *