Warta Satu – Pernah nggak sih lihat anak gampang lelah, wajahnya pucat, atau susah fokus di sekolah? Jangan buru-buru dikira manja atau malas, bisa jadi itu tanda-tanda tubuhnya kekurangan zat besi.
Nah, masalah ini bukan sepele, karena zat besi punya peran vital buat tumbuh kembang anak, terutama untuk membentuk hemoglobin yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Kalau tubuh kekurangan zat besi, otomatis sel-sel nggak dapat pasokan oksigen cukup. Hasilnya? Anak bisa gampang sakit, kurang konsentrasi, bahkan mengalami hambatan pertumbuhan.
Yuk, simak 10 tanda anak kekurangan zat besi yang wajib banget diketahui orang tua:
- Wajah Pucat dan Bibir Tidak Merona
Kalau anak terlihat pucat, terutama di wajah, bibir, atau kelopak mata bagian dalam, bisa jadi itu sinyal tubuhnya kekurangan hemoglobin. Kondisi ini jadi gejala paling umum dari anemia defisiensi besi. - Mudah Lelah dan Lemes
Anak yang biasanya aktif mendadak sering ngeluh capek atau malas bergerak? Hati-hati, tubuhnya mungkin nggak cukup pasokan energi karena kadar hemoglobinnya rendah. - Nafsu Makan Menurun
Kekurangan zat besi sering bikin anak kehilangan selera makan. Kalau berlangsung lama, berat badan dan pertumbuhan bisa terganggu. - Sulit Konsentrasi
Anak gampang terdistraksi, susah fokus di kelas, atau prestasi sekolah menurun bisa juga terkait dengan kurangnya oksigen di otak akibat defisiensi besi. - Pertumbuhan Terhambat
Zat besi bukan cuma buat darah, tapi juga penting untuk perkembangan jaringan dan otot. Anak yang kekurangan bisa jadi lebih pendek dari teman seusianya. - Sering Sakit atau Daya Tahan Lemah
Defisiensi zat besi bikin sistem imun melemah. Akibatnya, anak lebih sering kena flu, batuk, atau infeksi ringan lainnya. - Kuku Rapuh dan Rambut Rontok
Gejala fisik lain yang sering muncul adalah kuku mudah patah dan rambut lebih gampang rontok. Ini karena jaringan tubuh nggak dapat nutrisi cukup. - Detak Jantung Lebih Cepat
Kalau tubuh kekurangan zat besi parah, jantung bekerja lebih keras untuk mengedarkan oksigen. Anak bisa mengalami jantung berdebar atau napas lebih cepat saat aktivitas ringan. - Lidah Bengkak atau Sakit
Dalam dunia medis, kondisi ini disebut glossitis. Lidah anak bisa tampak halus, bengkak, atau terasa sakit saat makan. - Sering Rewel atau Mood Swing
Kekurangan oksigen ke otak bisa bikin anak gampang rewel, moody, bahkan temperamental. Jadi jangan langsung dimarahi, bisa jadi ada masalah kesehatan di baliknya.
Kenapa Zat Besi Penting Banget?
Zat besi ibarat “bahan bakar” sel darah merah. Tanpanya, oksigen nggak bisa diangkut ke seluruh tubuh.
Bagi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, zat besi bukan cuma penting untuk energi, tapi juga buat kecerdasan, imunitas, sampai kesehatan fisik secara keseluruhan.
Menurut WHO, anemia defisiensi besi masih jadi salah satu masalah gizi terbesar di dunia, termasuk di Indonesia. Anak-anak dan ibu hamil jadi kelompok yang paling rentan.
Penuhi Asupan Zat Besi Sejak Dini
Orang tua bisa mulai dari hal simpel : memperhatikan menu harian anak. Beberapa sumber zat besi yang gampang ditemukan antara lain:
- Daging merah (sapi, kambing)
- Hati ayam
- Ikan laut dan telur
- Sayuran hijau gelap (bayam, kangkung)
- Kacang-kacangan dan biji-bijian yang diperkaya zat besi
Tips lain: padukan makanan tinggi zat besi dengan vitamin C (misalnya jeruk, jambu, tomat) supaya penyerapannya makin maksimal.
So, kalau anak mulai menunjukkan tanda-tanda di atas, jangan disepelekan. Segera konsultasi ke dokter atau ahli gizi untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Dengan perhatian sejak dini, defisiensi zat besi bisa dicegah, sehingga anak-anak tumbuh sehat, aktif, dan cerdas sesuai usianya.
Karena pada akhirnya, investasi terbaik orang tua bukan cuma soal pendidikan, tapi juga memastikan kesehatan anak terjaga dengan baik. (***)